[PORTAL-ISLAM.ID] JAKARTA - Anies Baswedan akan menggeser posisi Indonesia dari sebagai "penonton" menjadi lebih berperan sebagai penentu politik global yang didasarkan pada nilai-nilai perdamaian, kesetaraan, demokrasi, dan nilai-nilai universal lainnya.
Hal ini disampaikan dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Robi Nurhadi, terkait Debat debat Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024) yang membahas tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.
“Proposal perubahan posisi politik tersebut akan menarik pemilih Indonesia yang sudah lama merindukan peran Indonesia yang hebat era Soekarno dengan Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955-nya, Djuanda dengan Deklarasi Hukum Laut-nya, dan Adam Malik dengan ASEAN-nya,” ujar Robi, Senin (8/1/2024), dilansir kumparan.
Menurut dia, dalam bahasa seorang globalis, Immanuel Wallerstein, langkah Anies ini akan menggeser Indonesia dari posisi semi periphery (pinggiran) menjadi core state (negara pengendali).
“Artinya, Indonesia akan naik kelas. Perhatian Dunia Selatan kepada Indonesia bukan sekadar ingin bekerja sama, melainkan juga akan mendorong Indonesia menjadi pemimpin polar,” papar Robi.
Anies, kata dia, memperkenalkan soft power, kepanglimaan dalam multitrack diplomacy, dan memperkuat presensi internasional.
“Soft power merupakan kekuatan-kekuatan yang berbasis pada kepemimpinan gagasan di ruang publik dan kehadiran "label" suatu negara di berbagai belahan dunia, bisa berbentuk kuliner (nasi padang, warteg dan lain-lain), seni-budaya (lagu dan penyanyinya seperti Putri Aryani, film, lifestyle, dan lain-lain), olahraga, dan kontribusi para diaspora Indonesia di berbagai negara,” ujar Robi.
(kumparan)