"AMIN" Melecehkan Agama?

"AMIN" Melecehkan Agama?

Oleh: Ustadz Arsyad Syahrial

Katanya ada yang melaporkan Paslon Anies – Muhaimin karena singkatan "AMIN", dianggap menista agama.

Well… seperti biasa pertanyaannya adalah: benarkah demikian?

Kata "آمين" yang biasa dibaca setelah Imām membaca al-Fātihah secara hukum itu bisa dibaca dengan 3 cara, yaitu:

(1)  Dengan memendekkan alif dan memanjangkan ya 2 ḥarokat → "amiin" (أَمِيْنَ) 

(2) Dengan memanjangkan huruf alif dan ya masing-masing 2 ḥarokat → "aamiin" (آمِيْنَ) 

(3) Dengan memanjangkan alif 2 ḥarokat, dan ya bisa 2, 4, atau 6 ḥarokat (alif statusnya madd badal, sedangkan ya statusnya madd àriḍ lissukun). → "aamiin" / "aamiiiin" / "aamiiiiiin"

Apapun cara membaca "آمين" itu, maka artinya adalah "kabulkan lah, wahai Allōh", dan itu jelas BERBEDA dengan slogan yang digunakan oleh Paslon Anies – Muhaimin.

Kalaupun mau di-Àrabkan, maka kata "AMIN" atau "أمن" itu artinya juga sama sekali berbeda dengan kata "آمين".

Kata "AMIN" itu bukan tentang doa, akan tetapi kosa kata bahasa Àrab yang arti dalam Bahasa Indonesia bisa: "keamanan", atau "keselamatan", atau "perdamaian", "menjadi aman", atau "mengamankan", tergantung konteks.

Jadi bisa disimpulkan bahwa mememperkarakan slogan "AMIN" dengan tuduhan pelecehan agama itu adalah sesuatu yang mengada-ngada dan hanya terlahir dari hati yang sakit…

Iya, hati yang sakit karena ḥasad. Ḥasad sebagaimana Yahūdi ḥasad dengan ucapan "آمين" tersebut.

Kata Baginda Nabī ﷺ:

إِنَّ الْيَهُوْدَ قَوْمٌ حَسَدٌ وَ إِنَّهُمْ لاَ يَحْسِدُوْنَنَا عَلَى شَيْءٍ كَمَا يَحْسِدُوْنَنَا عَلَى السَّلاَمِ وَ عَلَى (آمِيْنَ)

“Sungguh-sungguh Yahūdi adalah kaum yang penuh ḥasad dan mereka tidaklah ḥasad kepada kami tentang sesuatu yang melebihi ḥasadnya mereka kepada kita dalam salām dan ucapan āmīn.”

[HR Ibnu Ḳuzaimah, Ṣoḥīḥ Ibn Ḳuzaimah I/73/2 ~ dinilai ṣoḥīḥ oleh Muḥammad Naṣiruddīn al-Albāni, Silsilah al-Aḥādīṫ aṣ-Ṣoḥīḥah II/312].

Demikian, semoga bermanfaat.

Baca juga :