MELURUSKAN PANDANGAN PESANTREN AL-ZAYTUN TENTANG NEGARA ZIONIS ISRAEL
Oleh: Dr. Adian Husaini
(Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia)
Pada 24 Juni 2023, situs https://sumeks.disway.id menurunkan berita dengan judul menarik: “Hevenu Shalom Aleichem 'Lagu Wajib' Al Zaytun Faktanya Lagu Kebaktian Yahudi, Artinya Bikin Ngelus Dada.”
Disebutkan, bahwa lagu Hevenu Shalom Aleichem sudah menjadi wajib bagi Pondok Pesantren Al Zaytun. Mulai dari pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang hingga warga Al Zaytun, kerab menyanyikan lagi ini.
Namun dari sebuah video yang beredar di media sosial, lagu ini biasanya dinyanyikan dalam kebaktian agama Yahudi. Dalam video akun TikTok @Fajar Official 2023, beberapa perempuan cantik menyanyikan lagu itu.
Sambil memegang bendera bintang segi enam atau Bintang Daud, perempuan yang diperkirakan warga Israel itu dengan semangat menyanyikan lagu Hevenu Shalom Aleichem.
Dalam narasi video disebut bila lagu dalam bahasa Ibrani itu memiliki arti, "Kami (Yahudi) datang dengan damai". Lagu ini biasanya dinyanyikan dalam kebaktian agama Yahudi.
Bahkan, lagu ini juga sering dinyanyikan sebagai bagian dari ibadah atau doa bersama umat Yahudi.
Lagu ini mulai viral di jagat maya setelah video pimpinan Al Zaytun, Panji Gumilang mengajak hadirin dalam sebuah acara yang digelar di Al Zaytun, menyanyikan lagu tersebut.
Kemudian video lain pun menyusul. Beberapa warga Al Zaytun juga menyanyikan lagu ini, yang diiringi dengan berbagai alat musik. Dalam aksi demontrasi Kamis 15 Juni 2023, massa Al Zaytun juga menyanyikan lagu ini, yang diiringi dengan berjoget. (https://sumeks.disway.id/read/669376/hevenu-shalom-aleichem-lagu-wajib-al-zaytun-faktanya-lagu-kebaktian-yahudi-artinya-bikin-ngelus-dada).
Pandangan Al Zaytun tentang Israel
Ternyata Pesantren al-Zaytun memang memiliki pandangan yang khusus terhadap Yahudi dan negara Israel. Dalam sebuah video, pimpinan Pesantren Al Zaytun juga menyarankan agar pemerintah Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan negara Israel.
Situs berita viva.co.id pada 15 Juni 2023 menurunkan berita berjudul: “Mereka yang Menolak Israel Itu Keras Kepala.” Disebutkan, bahwa Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Panji Gumilang menyarankan agar Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Menurutnya, jika tidak melakukan hal tersebut Indonesia akan selalu tertinggal. “Mereka yang menolak Israel itu keras kepala tanpa menggunakan isi kepala. Sebab sangat lucu, di zaman seperti sekarang, ada negara besar tidak mengakui negara sebagai pusat perkembangan dunia,” ujar Panji gumilang dilansir dari YouTube Suara Tapian TV, Rabu, 14 Juni 2023.
Sikap Panji Gumilang terhadap Israel itu jelas bertentangan dengan fakta tentang negara Israel dan juga dengan UUD 1945. Memang betul, bahwa nama “Israel” adalah nama lain dari Nabi Ya’qub. Tetapi, masalahnya, kaum Zionis modern telah menggunakan nama Israel sebagai nama sebuah negara yang rasis dan dibangun dengan teror terhadap warga Palestina. Bagaimana mungkin, negara rasis seperti ini dapat menjadi contoh dalam menegakkan perdamaian dunia!
Menjelang kedatangan Tim Sepak Bola Isreal ke Indonesia, beredar seruan dari Miko Peled, seorang cucu pendiri negara Israel, yang mengimbau Presiden Jokowi dan rakyat Indonesia agar menolak kedatangan Tim Israel itu. Ormas-ormas Islam Indonesia juga secara bulat menolak kedatangan Tim Sepakbola Israel. Alasan penolakan MUI dan Ormas-ormas Islam pun berdasarkan konstitusi, bahwa Indonesia sudah mengambil sikap dan kebijakan anti-Zionisme.
Dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955, ditegaskan, bahwa Indonesia menolak penjajahan. Dan Zionisme dipandang sebagai bentuk penjajahan paling kejam. Zionisme bukan imperialisme biasa. Karena zionisme melakukan pendudukan wilayah yang bukan haknya, dan lebih dari itu, Zionisme juga mengusir penduduk Palestina dan mengganti dengan penduduk dari ras Yahudi. Hingga kini, jutaan bangsa Palestina masih menjadi pengungsi di luar negeri.
Dalam bukunya, Islam and the Problem of Israel (Kuala Lumpur, 2003), Prof. Ismail Faruqi menekankan, bahwa umat Islam wajib menentang Zionis yang rasialis dan brutal, sebagai satu bentuk fardu kifayah: “Therefore, the Islamic position leaves no chance for the Zioinist State but to be dismantled and destroyed, and its wealth confiscated to pay off its liabilities. This obligation – to repel, stop and undo injustice, is a corporate religious obligation (fard kifayah) on the ummah, and a personal religious obligation (fard ‘ain) on every able adult Muslim man or women in the world until the ummah has officially assumed responsibility for its implementation.”
Faruqi pun memberikan argumentasi, mengapa Islam sangat berkepentingan dengan perlawanan terhadap Zionisme, sehingga Islam tidak akan memberikan alternatif terhadap berdirinya negara Zionis, di mana pun berada, walaupun negara seperti itu dibuat di bulan sekalipun. (That Islam can not and will not compromise on Zionism is a lesson which must be taught to every Jew living in the Muslim World. Hence Islam will not tolerate the establishment of a Zionist slternative to the Zionist State… Islam will condemn a Zionist State even if it were set up on the isolated island or on the other side of the moon).
Dan memang, seperti yang dikatakan cendekiawan Yahudi, Dr. Israel Shahak, dalam bukunya, Jewish History, Jewish Religion (London: Pluto Press, 1994), bahwa negara Israel memang merupakan negara rasis dan ancaman bagi perdamaian dunia. Ia menyebutkan:
“In my view, Israel as a Jewish state constitutes a danger not only to itself and its inhabitants, but to all Jew and to all other peoples and states in the Middle East and beyond.”
(“Dalam pandangan saya, Israel sebagai negara Yahudi merupakan bahaya tidak hanya bagi dirinya sendiri dan penduduknya, tetapi juga bagi semua orang Yahudi dan semua bangsa dan negara lain di Timur Tengah dan sekitarnya.”)
Karena itulah, sangat aneh, jika ada lembaga pendidikan Islam – apalagi bernama pondok pesantren -- di Indonesia yang justru mempromosikan negara dan lagu-lagu negara penjajah dan negara Zionis Israel. Bahkan, Israel adalah negara rasis yang dibangun dengan aksi terorisme.(*)