Politisi dan Pornografi

𝐏𝐨𝐥𝐢𝐭𝐢𝐜𝐢𝐚𝐧 & 𝐏𝐨𝐫𝐧𝐨𝐠𝐫𝐚𝐩𝐡𝐲

By Arsyad Syahrial

Politisi dan pornografi itu seharusnya tidak terkumpul pada satu orang. 

Or at least (setidaknya), tidak secara terang-terangan.

Beberapa waktu kemarin, Dunia dikejutkan dengan mundurnya Muharrem İnce sebagai calon presiden Türkiye hanya beberapa hari dari hari pemilihan umum, dikarenakan skandal pornografi. Muharrem İnce ini bukan kaleng-kaleng, sebab politisi senior ini pernah berkompetisi dengan Recep Tayyip Erdoğan pada pemilihan presiden Türkiye di tahun 2018, dan ia muncul sebagai runner-up dengan mendapatkan suara 30%.

Di Amrik dan Inggris pun begitu juga. Politisi atau pejabat pemerintahan yang ketahuan terlibat pornografi, maka langsung ditekan untuk mundur oleh masyarakat. Padahal kita tahu lah tentang bagaimana kebebasan seksual masyarakat di Amrik dan Inggris itu bagaimana, bukan?

Akan tetapi mereka takkan mau pemimpin atau pemuka politik / pemerintahan mereka itu terlibat pornografi. Bagi mereka pemimpin harus bisa menjadi 'role model'.

Kenapa…?

Well, di hati mereka yang terdalam, mereka itu TIDAK MAU punya pemimpin yang bejat.

Di negeri ini pun dulu seorang anggota DPR yang terlibat pornografi, maka ia pun mundur. 

Well, memang begitu seharusnya, terlepas dari ternyata itu adalah jebakan.

Namun sekarang, seseorang yang terang-terangan mengatakan suka pornografi, bahkan ia tidak merasa salah dengan hal itu, malah diusung sebagai calon presiden.

Naȕżubillāhi min żālik ṫumma nastaġfiruka wa natubu ilaika.

(fb)
Baca juga :