Mullah Baradar (Brother)

Mullah Baradar (Brother)

Dalam sejarah Taliban, ia dianggap sebagai orang kedua atau co-founder setelah Mullah Muhammad Umar. Sebutan Baradar kabarnya berasal dari kata brother atau saudara, panggilan Mullah Umar kepadanya karena mereka memiliki hubungan kekerabatan.

Nama lengkapnya: Abdul Ghani Baradar, tumbuh dalam nilai agama yang ketat dan keadaan negara yang berat.

Dikenal sebagai pimpinan tinggi Taliban yang sangat moderat, rasional, pragmatis tapi tidak meninggalkan idealisme dalam bernegosiasi.

Selama bertahun-tahun Mullah Baradar menjadi target war on terror Amerika yang konyol. Pada 2010 ia tertangkap oleh intelijen Pakistan. Meski diduga penangkapannya bermotif politis. Dugaan ini muncul karena berbagai teori yang menyertai.

Mullah Baradar dibebaskan 8 tahun kemudian. Dari seorang tahanan yang dirantai, ia langsung menjelma sebagai pemimpin tim negosiasi Taliban. Dimana step by step terencana untuk menaklukkan lawan.

Taliban berhasil memenangkan meja perundingan dengan skor 10-0. Sepetak rumah yang menjadi kantor politik di Qatar menjadi saksi setiap menit kemenangan itu.

Kantor politik adalah step 0. Dari organisasi yang dituduh "sponsor teroris", lalu diakui sebagai kelompok "pemberontak" yang punya kekuasaan nyata.

Amerika terkecoh. Syarat pembukaan kantor adalah Taliban tidak boleh memakai nama "Imarah Islam" dan mengibarkan bendera sendiri layaknya entitas negara. Bagi Amerika, Taliban dianggap cuma sekelas partai politik tingkat kampung.

Iyain saja dulu. Tapi begitu kantor buka, bendera langsung berkibar dengan plang tertulis Imarah Islam. Amerika tak bisa apa-apa. Apalagi tuan rumah kantor itu adalah Qatar.

Taliban tegas mau berdamai, namun juga mengajukan syarat. Pertama hanya mau berdialog dengan Amerika. Kedua pembebasan seluruh Mullah dan tahanan perang yang ada di penjara.

Ketiga adalah mengabaikan pemerintah Afghanistan karena poin yang dibahas adalah penarikan mundur pasukan AS.

Keempat adalah berdialog tapi terus membuat kemajuan di lapangan, sebab apalah arti negosiasi jika posisi lemah.

Kelima adalah mendekati negara-negara Muslim untuk meyakinkan mereka bahwa Taliban bukan ancaman.

Keenam, menegaskan tujuan perdamaian adalah menegakkan Syariat Islam dan Amerika cukup keluar saja dulu dengan aman, setelah itu urusan internal.

Ketujuh, Amerika dilarang memberikan support udara lagi kepada pasukan Afghanistan.

Setiap langkah diplomatik membuat posisi Taliban makin menguntungkan dari hari ke hari.

Hingga akhirnya di detik-detik akhir kepulangan Amerika, Taliban menjadikan segalanya sebagai urusan internal Afghanistan. Pemerintahan Ashraf Ghani digulung tak bersisa dalam hitungan hari.

Mullah Baradar pernah datang ke Indonesia atas undangan Wapres JK, ia juga mengunjungi kantor pusat ormas-ormas Islam besar.

Menurut Dr. Said Aqil Siraj yang merupakan ketua PBNU saat itu, Mullah Baradar lebih mendominasi pembicaraan dan membahas tentang kejelekan-kejelekan Amerika daripada mendengarkan pemaparan tokoh-tokoh kita tentang cara bernegara.

Pribadinya lembut dan ramah, namun juga seorang orator yang berapi-api.

Kini sang Mullah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri urusan ekonomi di Imarah Islam Afghanistan. Penampilannya pun tetap sederhana.
Yang menarik, hanya 2 tahun kekuasaan Taliban, jejak perang Afghanistan selama 40 tahun seperti sudah terhapus.

Industri bermunculan meski kecil-kecilan. Keamanan terjamin. Pasar mulai ramai. Tempat wisata ramai. Politik stabil karena kepemimpinan berasal dari ketokohan di masyarakat. Pasukan militer solid karena tunduk kepada para tokoh sipil tersebut.

Berbeda dengan kebanyakan negara ketika perang berakhir atau baru merdeka, biasanya mengalami carut-marut puluhan tahun akibat perebutan kekuasaan dan ketidakstabilan politik yang memakan jutaan nyawa.

(Pega Aji Sitama)

Baca juga :