BINGUNG DI SAAT HARUSNYA SENANG
Oleh: Ustadz Ahmad Syahrin Thoriq
Islam koq ribet ya, mau apa saja dibuat bingung karena banyaknya pendapat dari para ulama. Coba kalau hanya satu saja, kan enak jadinya.
Begitulah suara hati mereka yang kurang paham dalam melihat ragam perbedaan pendapat yang ada dalam keilmuan Islam.
Persis teman saya yang tinggal di kampung. Kebiasaan makannya nasi sama ditemani lauk paling satu dua macam. Di acara makan-makan yang harusnya banyak makanan, seperti kawinan pun ala adat di sana, tidak banyak pilihan, makanan dihidangkan dipiring yang sudah siap untuk dimakan.
Makanya saat dia ikut pergi ke sebuah acara makan prasmanan di kota, begitu melihat banyaknya ragam hidangan yang tersedia, dianya malah bingung katanya mau makan yang mana.
Setelah sempat terpaku, Ia pun mulai mondar-mandir seperti mengontrol menu yang dihidangkan satu demi satu.
Akhirnya dia ambili sejumput demi sejumput dari semuanya. Begitu makan, eh yang dikunyah pada akhirnya cuma satu dua macam masakan yang familiar di lidahnya. Yang lain dia biarkan teronggok jadi sampah.
Dalam beragama juga ternyata ada bahkan cukup banyak yang seperti itu. Karena terbiasa dengan yang satu macam, melihat perbedaan malah kebingungan.
Padahal adanya banyak pendapat itu justru bisa menjadi kemudahan karena banyaknya pilihan. Tapi ya memang bisa dimaklumi, sebagian orang itu kalau ada banyak pilihan malah kebingungan. Dia bingung di saat banyak orang sedang senang.
Dalam khazanah keilmuan Islam yang sangat luas ini adanya perbedaan yang ia bukan hanya tentang benar dan salah saja, tapi juga ada yang bergenre afdhal (utama) dengan yang kurang afdhal, tepat dengan yang kurang tepat atau bahkan yang sifatnya pilihan saja.
Memang ada dalam agama ini perbedaan yang sifatnya bisa dipilih-pilih? Ada, bahkan bukan cuma ada, tapi ada buanyak jumlahnya.
Lho koq bisa, enak dong? Ya enak lah, kamu baru tahu ya kalau agama ini enak dan nggak bikin susah? Makanya sering-sering dong ikut makan prasmanan, eh maksudnya pengajian.
Ngaji yang menyuguhkan khazanah keilmuan islam yang luas ala ulama madzhab. Bukan yang cuma mengajarkan satu macam pendapat terus diklaim hanya itu yang boleh dikunyah karena dianggap yang paling sesuai sunnah atau yang paling bersanad ....
(*)