KEAJAIBAN ERA TALIBAN

KEAJAIBAN TALIBAN

Afghanistan dulu termasuk salah satu negara narcocracy di dunia. (*narnocracy = Sebuah negara yang tumbuh subur atau mentolerir ekspor narkoba)

Bisnis Opium menjadi andalan masyarakat saat 40 tahun perang. Ini adalah tanaman "ajaib". Gampang ditanam, ketahanan tinggi saat musim kering, cepat panen, harganya juga sangat mahal.

Maka jatuhlah Afghanistan pada ketergantungan terhadap Opium. Para Raja kecil menguasai bisnis. Rakyat kecil juga bertanam ria. Bahkan Taliban pun kena tuduh ikut menikmati hasil perdagangannya.

Siapapun yang memerintah tak berkutik, karena takut memperlebar perang ke urusan perut.

Orang-orang Afghanistan jatuh jadi pecandu, seperti Tikus berkumpul di tempat-tempat kotor. Pemerintah buatan Amerika mengabaikan mereka.

Adalah jembatan Pule Sokhta di pinggiran Kabul (lihat foto atas). Dahulu kolongnya sangat menjijikkan, tinja dan pesing bertebaran bersama para kriminal, copet, penipu. Orang-orang yang dianggap sampah dan hidup di atas tumpukan sampah ini tiap hari menikmati hidangan haram terlezat di dunia (narkoba).

Mereka merasa dunia adalah musuh, keluarga adalah musuh, negara tidak memahami, pokoknya kondisi yang salah, narkoba membuat mereka merasa hanya dimengerti sesama pecandu.

Akhirnya semua berubah saat Taliban mengambil alih negara.

Dekrit pemberantasan narkoba diimplementasikan sangat cepat, sebab tidak ada yang berani melawan Taliban.

Para pecandu dan pengedar diciduk. Media Barat ngomel-ngomel. Di era Narcocracy yang salah Taliban, ketika operasi pembasmian dilakukan yang salah juga Taliban. Kasihan para pecandu dan petani narkoba katanya, sungguh dungu sekali framing media Barat tersebut.

Hari ini Kabul nyaris bersih dari pecandu, jembatan Pule Sokhta berubah total. Tak ada lagi tinja dan pesing. Air sungai mengalir deras tanpa sampah.

Atas jembatan dihias dengan taman.

Berita baik lagi, Taliban mengobral blok-blok tambang kepada investor internasional. Komoditas mahal melimpah. Sayangnya kita belum ada yang berani masuk ke sana.

(Pega Aji Sitama)

Baca juga :