BRIN Ngaku Gak Cukup Space untuk Nama Habibie, Said Didu: Mungkin Space di Otak Kalian yang Tak Ada

[PORTAL-ISLAM.ID]  antan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu menanggapi klarifikasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang tidak mencantumkan nama Habibie dalam lini masa perkembangan riset dan teknologi Republik Indonesia.

Diketahui, BRIN beralasan hal itu terjadi akibat keterbatasan ruang yang ada sehingga penjelasan sejarah di sana hanya berfokus pada peristiwa penting, yang secara langsung mendasari pembentukan BRIN.

Menanggapi hal itu, Said Didu menilai alasan BRIN tersebut sulit dipahami.

"Hahaha. Saya sangat sulit paham alasan ini. 1) tempat di gedung tsb sangat luas (saya lbh 20 tahun berkamtor di situ) 2) substansi lain yg dipamerkan cukup banyak," ujar Said Didu dikutip Newsworthy.

"Mungkin space utk Habibie di otak dan di hati kalian yang tidak ada," sambungnya.

Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) buka suara soal tiadanya sosok BJ Habibie dalam panel fisik berisi sejarah riset dan inovasi Indonesia di kantor BRIN, Jakarta.

Alasannya, hal itu terjadi akibat keterbatasan ruang yang ada sehingga penjelasan sejarah di sana hanya berfokus pada peristiwa penting, yang secara langsung mendasari pembentukan BRIN.

"Dengan keterbatasan space yang ada, kami fokuskan pada peristiwa penting yang secara langsung dapat mewakili lima eks lembaga yang berintegrasi menjadi BRIN, dan apa yang mendasari pembentukan BRIN," ujar Kepala Biro Komunikasi Publik Umum dan Kesekretariatan BRIN, Driszal Friyantoni, kepada Republika, Sabtu (4/2/2023).

Namun, Driszal menerangkan, peran BJ Habibie sebagai Bapak Teknologi Indonesia tertampil secara lengkap di dalam publikasi lain.

Publikasi yang dimaksud, yakni pada buku profil BRIN, video sejarah riset, dan inovasi Indonesia yang ditayangkan pada Peringatan Hakteknas ke-26 Agustus 2021, dan yang terakhir pada panel timeline Sejarah Riset dan Inovasi Indonesia pada booth BRIN di Pameran InaRIE Oktober 2022 lalu.

"Mulai dari peran beliau membangun fondasi IPTEK Indonesia, sampai pembangunan infrastruktur IPTEK, seperti terbentuknya BPPT, PUSPIPTEK, BPIS, Beasiswa Habibie, hingga DRN," kata dia.[newsworthy]
Baca juga :