'Sulis Pethel', Mantan Preman Yang Hijrah, Tokoh Sentral Brigade Umar Bin Khatab

MANTAN AHLI MAKSIAT YANG HIJRAH, TOKOH SENTRAL BERIGADE UMAR BIN KHATAB

Oleh: Ahmad Khozinudin, SH

Lebih baik menjadi mantan preman ketimbang menjadi mantan Kiyai. Ungkapan ini akan selalu relevan sepanjang zaman, apalagi jika dikaitkan dengan konsep hidup Husnul Khatimah.

Ya, Senin kemarin (30/1/2023) penulis bertemu dengan Mas Sulis di Cokro, Klaten. Dahulu, nama laqabnya 'Sulis Pethel'. Pada zamannya, Mas Sulis ini preman yang dagingnya ga enak di makan. Penjahat dan ahli maksiat, yang bolak balik masuk bui.

Alhamdulillah, qadarullah Allah SWT berikan hidayah. Allah SWT tunjukan jalan taubat, dan membimbingnya untuk meniti laku hijrah.

Pengalaman spiritul itu diawali ketika dia masuk penjara, bertemu dengan tahanan pelaku kejahatan pembunuhan dan perampokan, yang juga menemukan jalan taubat saat menjalani laku sebagai narapidana. Melalui napi inilah, Mas Sulis menemukan jalan hijrah.

Saat ini, Mas Sulis membentuk komunitas taubat yang diberi nama 'Brigade Umar Bin Khatab'. Ormas ini dibentuk sebagai wasilah dakwah, untuk menjaring mantan preman agar taubat dan segera hijrah dari maksiat menuju jalan taat.

Bahagia sekali rasanya, penulis bertemu Mas Sulis. Biasanya, untuk mengenal karakter dan komitmen psikologi seseorang, penulis membacanya dari pandangan mata.

Pertama kali berjumpa, penulis arahkan pandangan penulis ke arah wajah mas Sulis, dengan fokus arah pada pandangan mata. Subhanallah, getaran itu terasa, komitmen psikologi untuk konsisten dalam taat itu terbaca, semoga Istiqomah. Amien.

Mas Sulis ini ternyata pernah Mondok dan satu almamater dengan Gus Miftah. Saat kami bertemu, Mas Sulis didampingi oleh tiga orang rekannya dari Brigade UBK.
Selain bincang dakwah dan pengalaman hijrah, tak disangka Mas Sulis cerita riwayat nasab. Akhirnya, baru 'terbongkar' Mas Sulis ternyata satu nasab dengan Mas Yanva, sang Empunya rumah yang menfasilitasi pertemuan. Keduanya, ternyata masih satu nasab kakek buyut, dan baru tahu setelah saling bercerita silsilah nasab. Subhanallah, forum pertemuan itu ternyata menyatukan dua saudara.

Mas Sulis menyatakan dia dan jaringannya siap menerima komando dakwah, setiap saat siap digerakkan untuk dakwah. Mas Sulis saat ini juga aktif mengisi sejumlah ta'lim, dengan syarat mau menerima kondisinya apa adanya, yang mantan preman, mantan ahli maksiat.

Ya Allah, kumpulkan dan satukan kami hamba-Mu dijalan dakwah. Meniti dan hidup dalam dakwah, dan akhirnya menemukan takdir syahid di jalan dakwah.

Mas Sulis, kalau membaca tulisan ini, sejak saat ini penulis berikan laqab dan panggilan keakraban kepada panjenengan dengan sebutan 'Gus Sulis'. Semoga Istiqomah di jalan taat, semoga bisa lebih banyak mengajak ahli maksiat menuju jalan hijrah, jalan ketaatan kepada Allah SWT. Amien. 

(*)
Baca juga :