[PORTAL-ISLAM.ID] Ketua DPR RI Puan Maharani menjawab nyinyiran publik yang mengarah padanya beberapa waktu lalu.
Berawal dari salah satu video saat ia sedang berada di sebuah areal persawahan di Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
Dalam video itu, terlihat Puan ikut menanam padi.
Namun cara Puan menanam padi tak biasa, yakni berjalan maju, bukannya mundur seperti yang dilakukan kebanyakan petani.
Aksi Puan tersebut lantas memicu nyinyiran netizen.
Menanggapi hal itu, Puan mengaku jika sebelumnya, ia sudah bertanya pada para petani yang bersama-sama terekam dalam video yang beredar.
Ia pun hanya meneruskan apa yang dilakukan oleh para petani itu.
“Saya datang ke situ ketemu ibu petani untuk belajar menanam padi, belajar loh, karena kan saya bukan petani, jadi kalau dilihat videonya, untuk keluar dari lumpurnya aja susah harus dibantu, jadi saya ikuti apa yang biasa ibu tani lakukan,” ujar Puan dikutip dari program Rosi, tayang di kanal YouTube Kompas TV, Jumat (13/1/2023).
Ia lantas menyebut dirianya tak ngarang. Semua yang dilakukannya saat di sawah benar-benar sesuai dengan instruksi petani.
“Ya bukannya karena saya ngarang-ngarang nanem maju lah, saya lakukan apa yang sudah dilakukan ibu-ibu petani,” kata Puan.
Puan menerangkan, metode penanaman yang diterapkan oleh petani Badung tersebut memang berbeda dari metode kebanyakan.
Ia menyebutnya dengan ‘Namju’ alias tanam maju.
“Ini Namju, tanam maju, kelebihannya, karena kalau dilakukan seperti itu, petani bisa menanam bibit padinya bisa lebih cepat, dengan satu cara yang lebih spesifik, ada nama alatnya saya lupa, yang didepan saya itu saya lupa, saya juga nanya ini memang nanemnya begini, ya saya ikutin,” terang Puan.
“Jadi nggak ngarang, Ros, bukan saya yang mau ngarang nanem maju, saya ikutin ibu-ibu tani,” tandasnya.
Putri dari Megawati itu kemudian menantang untuk melihat sendiri ke lokasi di mana proses penanaman itu dilakukan.
Ia menyebut apa yang dilakukannya saat itu bukan settingan.
“Bukan settingan, itu kan di Badung, cek aja di sana, memang begitu caranya mereka menanam,” ketusnya.
Di samping nyinyiran para netizen itu, menurutnya, segala aktivitasnya saat menemui rakyat di lapangan memang identik dengan penilaian negatif.
Namun, kata Puan, adanya berbagai komentar pedas tersebut justru akan dijadikannya sebagai evaluasi dan bahan berbenah untuk terus bergerak untuk masyarakat.
“Ini pengalaman buat saya, bahwa apa yang saya lakukan ke depan itu harus benar-benar dilakukan dengan baik dan benar, bukan berarti disetting, artinya jangan sampai menimbulkan prasangka negatif,” kata Puan.
“Karena niatnya kita ke lapangan itu kan memang bertemu dengan rakyat, dan itu yang akan saya lakukan di kunjungan kerja saya selanjutnya,” pungkasnya. [kontenjatim]