Kenapa Puan Tak Laku?

Puan Maharani

Oleh: Erizal

Siapa pun capresnya, cawapresnya ialah Puan Maharani. Ini kata salah seorang dari internal PDIP. Tapi, kata salah satu hasil survei, siapa pun yang menggandeng Puan Maharani, maka kecenderungan penerimaan publiknya, negatif.

Agak aneh juga, penerimaan publik seperti ini. Biasanya kecenderungan publik dalam menilai itu paling tinggi ialah kerap karena berdasarkan pengalaman. Tapi, kok tokoh berpengalaman, masih dinilai negatif? Pengecualian, agaknya.

Bandingkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bahkan Ganjar Pranowo sekalipun, yang dinilai positif. Puan jauh lebih berpengalaman. AHY, malah tak pernah menjadi apa pun, kecuali jadi tentara dan mundur ketika berpangkat Mayor.

Ganjar pernah menjadi anggota DPR dan dua periode menjabat Gubernur Jateng. Sementara Puan pernah berkali-kali menjadi anggota DPR, malah kini menjadi Ketua DPR, dan pernah pula menjadi menteri. Menko pula. Tak main-main.

Soal penampilan alias tampang yang kerap juga menjadi alasan paling tinggi penilaian publik. Puan tergolong sosok yang ayu dan cantik. Wajahnya, enak dilihat dan keibuan. Tak ada kurang. Jauh juga dibandingkan yang lain.

Soal partai pemenang dan bisa maju tanpa berkoalisi, tapi menarget cawapres, sementara ada kader lain yang elektabilitasnya tinggi, ini tak terlalu aneh. Berarti, ada target politik lain yang dituju. Elektabilitas Puan tak naik-naik ini yang aneh. Selera publik kadang suka-sukanya saja.

(*)

Baca juga :