RUMUS RAHASIA KORUPSI RAKSASA APENG

RUMUS RAHASIA

Bagaimana sih korupsi skala rakasasa itu terjadi? Biasanya melibatkan tiga pihak: pejabat yang rakus, pengusaha yang tamak, dan oportunis yang bersedia jadi perantaranya

Jangan keliru, semakin besar gaji seorang pejabat, semakin kaya seorang pengusaha, wah, korupsi mereka bisa semakin gila.

Termasuk kasus yang satu ini.

Lihat foto, nama orang ini adalah Surya Darmadi, alias Apeng. Nah, si Apeng ini tajir melintir, hartanya trilyunan. Tapi dia masih mau lagi, lagi dan lagi.

Dia melihat potensi kebun sawit. Dia mau dong punya kebun. Tapi kalau orang lain cuma cukup 1-2 hektare, dia mau puluhan ribu hektar. Masalahnya, dia tidak punya tanah. Semua taipan, pengusaha-pengusaha itu tidak punya tanah. Yang punya adalah NKRI.

Tapi mereka punya duit, pun punya orang-orang yang bersedia menjembatani, pun di sana, ada pejabat-pejabat yang rakusnya minta ampun. Pejabat yang kadang bego sih memang. Maka Apeng, haiya cincai deh minta lahan 37.000 hektar. Salah-satu Bupati oke deh, bantu ngurus. Jadi itu barang.

Semua regulasi, peraturan ditabrak saja, pokoknya terima beres, hajar blas. Negara rugi? Tentu saja. Menurut estimasi, sebesar 78 trilyun. Karena tanah yang dipakai oleh mereka ini luas, 370.000.000 meter persegi. Nyaris separuh Jakarta.

Sayang, si Apeng ini sudah kabur sejak 2020. Sama deh kayak Djoko Tjandra dulu, kabuuur. Taipan-taipan ini kan tajir melintir. Mereka dengan mudah kalau mau tinggal di Singapura, China, dll, malah kayak pulang kampung. Punya duit trilyunan. Harun Masiku yang miskin gitu saja bisa kabur.

Apakah ini kasus korupsi terbesar? Ehem, tidak sih. Ayo mari bongkar-bongkaran semua ijin lahan, dll, juga kongkalikong pejabat-pejabat pemda, pejabat-pejabat kementerian, wah nanti boleh jadi kaget deh.

Jutaan hektar tanah NKRI itu diberikan ke taipan-taipan. Konsesi kebun, konsesi tambang, dll. Siapa sih yang kaya raya? Bukan rakyat. Bukan petani, dll.

Melainkan, balik ketiga tadi: pejabat korup (baik sipil, militer, polisi), pengusaha serakah, dan oportunis.

Korupsi di Indonesia itu tambah parah, Kawan. Banget. Bansos saja dimaling. Maka itulah kenapa kita butuh KPK yang kuat, kejaksaan yang kuat, dll. Eh, kamu malah dukung narasi radikal taliban di pegawai KPK. Kamu itu buyan! Banget.

(By Tere Liye)

*fb 03-08-2022
Baca juga :