AKANKAH MUHAMMADIYAH MENJADI SASARAN BERIKUTNYA?

AKANKAH MUHAMMADIYAH MENJADI SASARAN BERIKUTNYA?

Oleh: Mujiburrahman Abu Sumayyah 

Beberapa waktu yang lalu, seorang Ikhwan menghubungi saya, "Ustadz, buku antum 'Gurita Syiah' apa masih ada?"
"Masih, tapi hanya tinggal 10-an eksemplar saja.."
"Bisa kirimkan, Ustadz? Ke Trenggalek, Jawa Timur."
"Bisa. Berapa?"
"Lima eks saja..."
"Ok..."

Beberapa hari kemudian si Ikhwan tersebut menelpon saya. Setelah mengenalkan dirinya, dia menceritakan bahwa selama ini dirinya merasa prihatin dengan kondisi beberapa masjid milik warga Muhammadiyah yang berada di wilayah Trenggalek, karena telah dimasuki oleh dai-dai Syiah, terutama murid-muridnya Kyai M yang terindikasi kuat sebagai tokoh utama Syiah atau yang berpemikiran Syiah.

"Mas, saya juga mendengar informasi, bahwa mereka juga secara rutin mengirimkan dai-dainya secara rutin ke masjid-masjid Muhammadiyah yang berada di lereng Gunung Merapi. Dan mungkin mereka lakukan hal yang sama di banyak tempat. Namun banyak orang tidak mengetahuinya..."

Bagaimana bisa terjadi, dai-dai yang terindikasi berpaham Syiah dengan leluasa masuk dan mengisi masjid-masjid Ahlussunah? Diantara sebabnya:

1. Mereka terlihat "nyunnah" di hadapan masyarakat, dan tidak menampakkan kesyiahannya. Dakwahnya juga pakai Qur'an Hadits.

2. Gaya dakwah mereka yang mungkin dipandang menarik dan memikat masyarakat.

3. (Pada intinya) Banyak orang yang tidak mengetahui pemikiran-pemikiran sesat Syiah dan metode dakwah yang digunakan oleh kalangan Syiah. Termasuk di kalangan warga Muhammadiyah sendiri, bahkan tokoh-tokohnya sekalipun. Sehingga dengan sebab ini, menjadikan masyarakat begitu welcome dengan kehadiran dai-dai tersebut karena dianggap masih sepaham dengan mereka.

Mendengar kabar tersebut, saya pribadi merasa sedih dan prihatin, lalu berpikir, "Apa Muhammadiyah di sebagian tempat mengalami krisis dai, hingga rela menerima dai-dai yang condong kepada pemikiran Syiah untuk memberikan kajian di masjid-masjid mereka?" 

Masjid yang dibangun dengan susah payah oleh warga Muhammadiyah, ternyata warganya diarahkan pemikirannya kepada pemikiran yang menyimpang. Mungkin sebulan dua bulan bahkan setahun efeknya belum terasa, tapi seiring berjalannya waktu, syubhat-syubhat Syiah itu masuk ke otak mereka, atau bisa jadi anak keturunan mereka. Hingga akhirnya mereka akan bersikap toleransi dengan para pencela Sahabat dan istri Nabi. Minimal tidak merasa risih.

Tentu hal itu patut menjadi perhatian warga Muhammadiyah secara khusus, dan kaum muslimin secara umum. Agar untuk selanjutnya, lebih selektif lagi dalam menerima dai-dai atau ustadz-ustadz di masjid-masjid mereka. Jangan sampai suatu ketika ada yang bilang, "Kita kecolongan...". Padahal sudah terlambat.

Kabar menyedihkan lagi datang dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, saat mereka memberikan angin segar kepada komplotan penghina Sahabat dan istri Nabi itu, yakni dengan tangan terbuka siap untuk melakukan kerjasama. Entah kerjasama dalam bidang apa, namun yang pasti hal ini sangat membahayakan bagi Islam dan kaum muslimin secara umum. Kita bisa mengambil pelajaran dari NU. Dimana sebelumnya mereka dengan tangan terbuka telah menjalin kerjasama dengan Syiah selama bertahun-tahun, hingga akhirnya kalangan Syiah pun bisa leluasa masuk ke tubuh NU, termasuk dengan memberikan kesempatan bagi kader-kader NU untuk melanjutkan pendidikannya di negara Iran, yang pada akhirnya mereka menjadi seorang Syi'ah atau minimal welcome dengan Syiah. Dan kini, Muhammadiyah pun diharapkan untuk menjadi sasaran berikutnya.

Kabar menyedihkan dan menyakitkan lagi, ketika Husein Ja'far, seorang pengikut Syi'ah tulen berkunjung ke kantor PP Muhammadiyah yang disambut dengan hangat oleh Pak Haedar Nashir. Sampai Pak Haedar bilang, "Anggap saja (Muhammadiyah) seperti rumah sendiri." Deggg...  Lalu Husen Ja'far menuliskan di IG-nya, "Akhirnya ada habib di Muhammadiyah.." Wadduhhh... 

Bagi sebagian warga Muhammadiyah yang paham akan bahaya dan kesesatan Syiah, tentu hal ini akan menjadi suatu yang menyedihkan, menyakitkan, lagi mengkhawatirkan. Masak ormas yang sangat mengormati Ummul Mukminin, Aisyah radhiyallahu 'anha hingga menjadikan beliau sebagai icon kehormatan, akan memberikan ruang kepada para pencelanya?! Semoga hal itu bisa dipikirkan dengan matang dan dipertimbangkan lagi. 

Semoga Allah Ta'ala menjauhkan kita dan kaum muslimin secara umum dari orang-orang Syiah, para pencela Sahabat dan tipudaya mereka yang membahayakan. Aamiin.

04/07/22

(Sumber: fb penulis)


Baca juga :