Habib Thohir Meninggal 😭
Berbadan tinggi besar, suaranya menggelegar, namun tatapan matanya begitu teduh. Setiap orang yang mengenalnya akan bersaksi akan ketegasan dan keberanian.
Namun lepas dari semua karakter tersebut, beliau teramat lembut hatinya. Seringkali orang banyak menangis ketika mendengar ceramah beliau.
Terlebih lagi kalau bercerita tentang pengasihnya Rasulullah kepada kita. Suaranya bergetar dengan gemuruh dada yang dipenuhi kecintaan.
Rangkaian kalimat dalam ceramahnya akan berupa prosa indah jika sedang menceritakan Banginda Nabi Muhammad -shallallahu alaihi wasallam.
Suatu ketika dalam kunjungannya ke Babul Khairat, beliau tak berkenan saya minta duduk di kursi. Sebab mendapati saya duduk di bawah. “Ya Ustadz, Antum ustadzu binti. Lan ajlisa 'alal kursi wa Antum tahtanaa...”
Seorang putri beliau dulu memang mondok di Babul Khairat. Maka karena itu beliau sering datang berkunjung. Saya sering menemui beliau, walau beberapa kali juga tak sempat bertemu.
Setelah putri beliau sudah tidak mondok lagi, beberapa kali berjumpa dalam berbagai acara, pun beliau masih mengenali saya dengan baik.
Terakhir berjumpa di Pekalongan, saat acara akad nikah Sayyid Bagir, putra Habib Umar bin Muhsin Alattas, pengasuh Pondok Pesantren Babul Khairat.
Habib Thohir bin Abdullah Al kaf (dari Kota Tegal) adalah seorang pendakwah utama yang kehadirannya banyak dinanti di majelis-majelis Haul besar. Mulai Haul Solo, Gresik, Tanggul dan lain-lain.
Di lingkungan Habaib beliau adalah penceramah yang sangat menguasai dan mengetahui kesesatan Syiah. Beliau anti syiah dan kerap kali membantai orang-orang syiah dengan hujjah yang sangat kuat.
Syiah di Indonesia pun menjadikannya musuh nomer 1. Tak heran, sebab Habib Thohir begitu konsisten dari awal kemunculannya hingga menjelang wafat, beliau terus memberikan penyadaran akan ancaman syiah.
Pun pembelaan Habib Thohir kepada Habibana Rizieq Syihab begitu nyata. Tak jarang dalam ceramah beliau memberikan penjelasan tentang hakekat gerakan HRS.
Sungguh tak mudah mendapatkan sosok seperti Habib Thohir. Seorang Habib, pakar dan anti syiah, berani dan pandai berceramah.
Pun, Habib Thohir relatif diterima di banyak komunitas di luar Syiah dan Wahhabi. Beliau ini Aswaja gotek!
Maka, saat malam ini saya mendengar Habib Thohir meninggal dunia, rasa kehilangan yang sangat segera memenuhi hati.
Saya berusaha membendung air mata yang memaksa keluar, sebab kebetulan saya sedang berada dalam satu acara bersama banyak orang.
Tapi kesedihan mendalam terus mendera. Hingga akhirnya tangis saya pun pecah.
Duhai Rabb, saat ummat ini masih terus menghadapi serangan dari berbagai penjuru, Engkau panggil lagi seorang pemuka dan qudwah kami.
إنّ العين تدمع، والقلب يحزن، ولا نقول إلا ما يرضى ربنا، وإنا بفراقك يا حبيب لمحزونون
(Oleh: Ustadz Abrar Rifai)