Kemerdekaan & Hikayat Prang Sabi


Kemerdekaan & Hikayat Prang Sabi

Oleh: Salim A. Fillah

Memulai pagi kemerdekaan dengan senandung Hikayat Prang Sabi. Bahwa ilustrasinya para Mujahidah Aceh, semoga dapat mewakili mereka-mereka yang tak tercatat sebagai pahlawan di buku sejarah, tak dikenal, tak dikenang; tapi nyata perjuangan dan pengorbanannya di sisi Allah.

Indonesia merdeka melalui sebuah proses panjang perjuangan baik oleh rakyat biasa sampai tingkatan pemimpin. Oleh orang buta huruf maupun yang bisa baca tulis. Peringatan kemerdekaan adalah bentuk syukur seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Indonesia bumi para pahlawan untuk generasi penerus.

Barangkali kata 'merdeka' adalah perjuangan yang belum usai bagi negeri ini. Masih panjang jalan kita untuk meraih makna sejatinya, merdeka dari penghambaan pada sesama makhluq menuju peribadahan pada Al Khaliq, dari sempitnya dunia menuju luasnya dunia akhirat, dan dari kezhaliman berbagai tatanilai dan adyan menuju keadilan Islam.

Tapi mengatakan hari ini kita belum merdeka sama sekali, adalah kekurangsyukuran pada mereka yang telah menyumbangsihkan harta hingga nyawa untuk meneriakkan kata itu hingga tujuhpuluh lima tahun lalu.

Iya. Kita bukan 350 tahun dijajah. Leluhur kita 3,5 abad berjihad melawan penjajahan. Silih berganti. Tiada henti. Hingga bumi Nusantara subur oleh darah syuhada'. Hingga atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, kita bukan hanya merdeka, tapi bersatu untuk menjadi bangsa yang lebih besar dari suku-suku kita. Nusantara, tanah berkah karena jihad fii sabilillaah.

[Video - Senandung Hikayat Prang Sabi]
Baca juga :