NAMPOL BANGET! Tere Liye Bela KPAI terkait Djarum


Drama (menjurus) Lebay

Bill & Melinda Gates Foundation adalah yayasan terbesar di dunia hari ini, mereka punya dana endowment (sumbangan) sebesar 42,3 milyar dollar. Alias setara 630 trilyun rupiah. Apakah Bill & Melinda Gates Foundation menggunakan nama Microsoft untuk yayasannya? Tidak. Apakah Bill & Melinda Gates Foundation jualan produk Microsoft saat menggerakkan yayasannya? Nyaris tidak pernah.

Stichting INGKA, adalah yayasan terbesar nomor dua di dunia, mereka punya dana endowment sebesar 34,6 milyar dollar. Pendiri INGKA ini adalah pemilik IKEA. Apakah mereka sibuk jualan IKEA saat menjalankan yayasannya? Jualan furnitur? Apakah mereka menyelipkan promosi bisnis? Nyaris juga tidak ada.

Juga ada Wellcome Trust, sebesar 26 milyar dollar. Silahkan cek daftar yayasan terbesar di dunia, mereka semua tidak menggunakan nama perusahaan, termasuk Ford Foundation, itu nama pendirinya yang memang sama dgn nama perusahaan. Tapi saat mereka menjalankan yayasannya, mereka sejauh yg saya perhatikan, tdk jualan mobil.

Apa pelajaran paling berharga dari fakta ini? Jika ente memang niat mau menggerakkan program kemanusiaan, berpartisipasi memperbaiki dunia, mbok ya tidak usah diembel-embeli dengan jualan produk, apalagi sampai membungkus sesuatu, seolah itu mulia sekali, padahal sebenarnya boleh jadi memanfaatkan saja.

Saya menulis ini terkait dengan imbauan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) yang disepakati oleh Kemenko PMK, Kemenpora, Kemenkes, Bappenas, dan BPOM setelah pertemuan di Kantor KPAI pada Kamis (1/8/2019) bahwa: Audisi PB Djarum dalam rangka beasiswa bakat bulutangkis adalah eksploitasi, alias memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan brand image ROKOK Djarum dalam kegiatan tersebut.

Butuh lama sekali akhirnya ada imbauan ini, padahal jelas sekali, mau dilihat dari sisi apapun, Djarum (dan juga perusahaan rokok lain) memang menggunakan teknik marketing yang sangat lihai, seolah mereka peduli dengan kesehatan, pendidikan, dan semua niat mulia lain, tapi sejatinya mereka sedang ‘mendidik’ pasar baru perokok. Ayolah, dimana logikanya perusahaan rokok itu benar2 peduli kesehatan. Mereka butuh perokok2 baru, di tengah menuanya perokok2 lama, dan berkurangnya perokok2 lama. Itu bisnis mereka, dimana logikanya mereka benar2 ingin rakyat bebas dari rokok, sehat semua. Bangkrutlah mereka jika tidak ada perokok baru, sementara perokok lama habis semua.

Nah, jika kalian termasuk yang ngotot, sedih, apalagi mendukung PB Djarum dalam kasus ini, kalian sudah termakan strategi lihai industri rokok.

Masih ada jalan keluarnya jika Djarum ini benar2 memang tulus nan suci, misal:

(1) Ubah nama yayasan mereka seperti yayasan2 di LN sana, apa susahnya ganti nama jadi pendirinya saja.

(2) Hilangkan semua merk, apapun itu terkait dengan Djarum dalam kegiatan mereka. Hapus total simbol, merk, dan segala sesuatu terkait rokok. Ayolah, situ kan katanya memang mau mulia sekali berbagi, maka tidak ada urusannya merk rokok Djarum dengan aktivitas sosialnya.

(3) Setelah semua aktivitas promosi rokok ini dihilangkan, baik langsung maupun tidak langsung semua sudah hilang semua, monggo silahkan lagi lanjutkan aktivitas yayasannya.

(4) Atau, silahkan saja lanjutkan audisinya, tapi jangan libatkan anak2, KPAI ini hanya fokus ke anak2. Adalah tugas mereka melindungi anak2 dari dampak rokok.

Mudah toh? Lanjutkan niat sucinya, dan semoga Tuhan memberkati.

Jangan dibalik logikanya, penuh drama, seolah KPAI yang jahat. Dan juga buat fans perokok, tidak usah hebohlah bikin viral kemana2, karena KPAI itu hanya menghimbau. Itu bukan larangan, bukan perintah. Buat PB Djarum, kalau situ merasa baik2 saja, silahkan teruskan audisinya, silahkan teruskan semua aktivitasnya. Toh, bahkan situ bagikan rokok di arena pertandingan olahraga saja, silahkan saja. Ini negara demokratis, sepanjang tidak melanggar hukum, monggo. Tidak malah seolah2 yang jahat itu KPAI.

Terakhir, ditanyakan saja lagi ke nurani masing2. Apakah memang yayasan2 itu dibentuk dengan tujuan mulia, atau sebagai topeng saja, untuk promosi bisnis. Dan buat kalian yang bilang gara2 kasus ini bulu tangkis Indonesia jadi mundur, ewow, itu lompat sekali analisisnya. Masih banyak jalur lain memunculkan bakat2 terbaik bulu tangkis itu. Sama seperti ketika rokok dilarang sponsor olahraga, belajarlah dari negara2 maju di Eropa, Amerika sana, mereka malah tambah hebat. Baik2 saja. Itu tdk ada urusannya dengan rokok.

Dan sekali lagi, saya sih tidak benci dengan perokok, tulisan ini bukan kebencian dengan industri rokok. Monggo yang mau merokok. Bebas saja. Tapi mulailah tahu aturan mainnya. Ada tempat merokok, dan ada hak2 juga bagi yg tidak merokok. Dan sungguh jangan jadikan anak2 kita itu perokok. Masa’ sudah di jaman android ini saja tidak paham.

By Tere Liye [fb]

*Drama (menjurus) lebay Bill & Melinda Gates Foundation adalah yayasan terbesar di dunia hari ini, mereka punya dana...
Dikirim oleh Tere Liye pada Sabtu, 07 September 2019
Baca juga :