WUIH MANTAP! Rogoh Kocek Pribadi, Inilah Persiapan Anies Baswedan Majukan Jakarta


[PORTAL-ISLAM.ID]  Menjelang bulan pelantikan Gubernur DKI Jakarta yang jatuh pada bulan Oktober mendatang calon Gubernur Anies Baswedan melakukan studi banding ke Jepang dan Korea demi mendapatkan bekal untuk kemajuan kota Jakarta.

Dalam kunjungan yang sepi pemberitaan tersebut, Anies bahkan rela merogoh kocek pribadinya untuk keberangkatannya ke Jepangdan Korea

Berikut selengkapya.

Berdiskusi dgn Gubernur Tokyo, Ms. Yuriko Koike. Beliau menyambut hangat dan siap utk meningkatkan kerjasama antara Jakarta dan Tokyo.

Bertemu Walikota Seoul, Won-soon Park, semoga persahabatan Jakarta-Seoul makin erat. Bukan hanya antar pemerintah namun juga antar warganya.

Solusi penyediaan air bersih bisa saja berbeda bagi masing-masing kota, namun keseriusan dan ketekunan warga Tokyo layak jadi teladan.

Berdiskusi dengan tim Arisu Water Purification Center di Seoul. Kualitas air hasil olahannya adalah salah satu yg terbaik di dunia.

Di pusat pengolahan air Tokyo anak2 bisa belajar banyak hal mengenai air. Bila warga sadar pentingnya air bersih, maka akan ikut menjaganya.

Pendidikan adalah alat terbaik mengubah nasib bangsa. Semua negara maju adalah hasil investasi pada pendidikan generasi mudanya di masa lalu

Warga Jepang memiliki hubungan erat dgn sekolah, selalu ada aula utk kegiatan bersama publik dan dapat jadi pusat tanggap darurat bencana.

Orangtua aktif membantu sekolah dan mengadakan kegiatan bersama, menhubungkan sekolah dan masyarakat, serta didukung oleh pemerintah.

Tak hanya itu, berbagai perusahaan, toko dan institusi menyediakan diri sebagai tempat siswa belajar profesi selama 3 hari dalam setahun.

Sekolah di Tokyo ini menunjukkan bentuk nyata dari ungkapan: "It takes a village to raise a child."

Atas undangan Sasakawa Peace Foundation, menyampaikan kuliah umum kepada warga Jepang baik akademisi, jurnalis, maupun masyarakat umum.

Menjelaskan pendekatan gerakan, tantangan & cita-cita Jakarta ke depan, sekaligus ajak kerjasama antar institusi/ masyarakat Tokyo & Jakarta

Ini kesempatan utk teruskan semangat kerjasama sister city antara Jakarta & Tokyo. Semoga bisa menjadi awalan baru utk persahabatan yg erat.

Mampir ke kampus Sophia University, Tokyo, dulu tahun 1993 berkesempatan mengikuti Summer Course melalui JAL Scholarship Program.

Kuliah summer itu jadi sebuah pengalaman tersendiri karena mempelajari dari dekat transformasi ekonomi Jepang dan sejarah Jepang.

Suasana kampus relatif sama, tapi areal taman telah banyak berubah jadi gedung baru. Tetap terasa nuansa kampus dgn mahasiswa lintas bangsa.

Diajak oleh pemerintah kota Seoul melihat Seoullo 7017/ Seoul Skygarden, sebuah jalan layang yg ditutup dan dikonversi menjadi ruang publik.

Konversi jalan layang ini beberapa kali dilakukan Seoul, sebelumnya jalan layang di atas sungai Cheonggye-Cheon dibongkar utk ruang publik.

Di atas Seoullo 7017 ada berbagai macam tanaman unik, galeri seni, panggung musik/ tari seniman jalanan, cafe, toko souvenir dan bunga.

Tak hanya menyediakan tempatnya, pemerintah Seoul memastikan Seoullo 7017 terus hidup oleh berbagai kegiatan seni dan budaya.

Pemerintah Seoul memang sedang bertekad mengutamakan pejalan kaki, alih-alih terus memanjakan kendaraan bermotor pribadi.

Sampah adalah masalah klasik tiap kota besar. Saat berkunjung ke Seoul, diundang melihat pengolahan sampah di Mapo Resource Recovery Plant.

Pemelajaran termahalnya bukan tentang fasilitas dan teknologi canggih pengolahan sampah yang mereka pakai.

Namun tentang bagaimana Seoul, menyadarkan masyarakatnya utk mengurangi produksi sampah rumah tangga, dan memilah-milah sesuai jenisnya

Di cafe /restoran pun dibiasakan utk bersihkan meja sendiri, membuang sampah di tempat yg disediakan dan dipilah sesuai jenis alat makannya.

Seoul menggunakan sistem pay-as-you-throw; masyarakat membayar sampah yang mereka buang melalui pembelian kantong-kantong sampah khusus.

Di Seoul dan kota maju lain, sampah tak hanya diurus pemerintah, masyarakat juga bertanggung jawab terhadap sampah yg dihasilkannya sendiri.

Saat itu akhir pekan di Harajuku, Tokyo. Sekelompok orang, sebagian besar remaja, berkeliling area Harajuku dan mengumpulkan sampah.

Mereka dari gerakan Green Bird (@greenbirdjp) yang sudah memiliki puluhan cabang di seluruh dunia.

Anak2 muda ini berkeliling mengumpulkan sampah di ruang publik, memilah dan mengolahnya. Mereka juga mengajak publik untuk ikut membantu.

Terkadang juga mengajak anak-anak kecil bersama keluarganya agar mereka terbiasa ikut merawat lingkungan sejak dini.

Di Jakarta, dan di beberapa kota lain di Indonesia, juga sudah ada berbagai gerakan warga untuk memungut dan ikut mengolah sampah perkotaan.

Mereka adalah contoh warga yang merasa ikut memiliki kota dan tak ragu bergerak mengambil peran dalam merawat kota.

 

Baca juga :