Selamat jalan pejuang... Kisah hidupmu begitu indah...

Kejujuran Iman Seorang Da'i Kristolog

Oleh: Widi Astuti
(Mualaf Center Kab Semarang)

Setiap manusia akan dimatikan sesuai kebiasaannya semasa hidup. Ada orang yang semasa hidupnya mengerjakan amalan ahli neraka tapi begitu mendekati ajalnya mengerjakan amalan ahli surga sehingga berakhir husnul khatimah. Ada juga yang semasa hidupnya mengerjakan amalan ahli surga tapi mendekati ajalnya mengerjakan amalan ahli neraka sehingga berakhir su'ul khatimah. Tak ada yang tau akhir kehidupan seseorang. Semuanya berkaitan dengan kejujuran hatinya dan kebenaran imannya

Allah Maha Tau kejujuran niat hati seorang hamba. Apakah amalannya selama ini hanya untuk mencari pujian manusia ataukah mencari keridhoan-Nya. Jika dia termasuk hamba yang Siddiq, hamba yang jujur bahwa segala amalannya ditujukan hanya mengharap ridho Alloh semata, maka akhir kehidupannya akan sangat indah yaitu husnul khatimah.

Dan kita baru saja menyaksikan kejujuran keimanan Ust Yahya Waloni. Bahwa keimanannya Haq, bahwa dia seorang yang Siddiq. Bahwa setelah dia bersyahadat dia telah mewakafkan hidupnya untuk mencari ridho Alloh semata.

Ust Yahya Waloni lahir dari keluarga Kristen taat. Lahir di Manado 30 November 1970. Dia adalah seorang yang cerdas, pemberani dan relijius. Menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Theologia hingga meraih gelar Doktor dari Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado pada 10 Januari 2004.

Dia adalah seorang pendeta. Dia juga seorang akademisi. Pernah menjadi rektor di STT (Sekolah Tinggi Theologia) Calvinis Eben Haezar Sorong-Papua Barat (1997-2004). Dan menjadi seorang dosen di Universitas Balikpapan (2004-2006).

Kemudian di tahun 2006 menjadi tahun teristimewa baginya. Karena dia memutuskan bersyahadat pada 11 Oktober 2006 di Toli-toli Sulawesi Tengah.

Sejak memutuskan menjadi seorang muslim, kehidupannya berubah 180°. Dari yang tadinya seorang pendeta berubah menjadi da'i kristolog. Bahkan dia pernah dipenjara karena dakwahnya yang dianggap keras. Dia sempat mendekam di penjara selama 5 bulan. Tapi dinginnya lantai penjara tak pernah menyurutkan langkahnya dalam berdakwah. Dia selalu maju terus melaju menjadi seorang da'i kristolog. Dia ingin menebus masa lalunya.

Yahya Waloni adalah sosok pemberani dan cerdas di saat masih memeluk agama lamanya. Dan dia tetap menjadi seorang pemberani dan cerdas di saat memeluk Islam. Karakter Pemberaninya tak pernah luntur. Dia tak pernah takut pada makhluk. Yang dia takutkan hanyalah kemurkaan Alloh. Dia tak gentar dimusuhi manusia, asalkan tak dimusuhi Alloh.

Jalan dakwah da'i Kristolog itu sungguh luar biasa. Kematiannya sungguh indah. Sebuah kematian yang membuktikan kesungguhan imannya. Kematian yang membuat iri siapapun muslim yang masih memiliki keimanan.

Dia meninggal dalam kondisi sedang berkhutbah Jumat. Dia memang meninggal sesuai kebiasaannya semasa hidup. Dulu dia berkhutbah keliling daerah pedalaman sewaktu menjadi pendeta. Kemudian sesudah memeluk Islam juga berkeliling berkhutbah menjadi da'i kristolog yang menjunjung tinggi tauhid. Khutbah terakhirnya adalah khutbah Jum'at tentang keutamaan tauhid.

Meninggal dalam kondisi baik dan di hari yang baik. Yaitu hari Jumat yang merupakan hari raya Umat Islam. Juga bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah yang merupakan hari mulia. Karena 10 hari pertama Dzulhijjah adalah hari-hari mulia seperti 10 hari terakhir Ramadhan. Masya Allah, akhir hidup yang begitu indah.

Keluarga besar Mualaf Center Kab Semarang turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas kepergian Ustadz Yahya Waloni. Seorang da'i kristolog yang langka. Da'i kristolog pemberani yang mewakafkan dirinya di jalan dakwah.

Dia rela meninggalkan semua kemewahan duniawi demi menegakkan kalimat Allah di muka bumi. Ustadz Abdul Shomad bersaksi bahwa saat safari dakwah di Jambi, mobil Ustadz Yahya rusak. Mobil tersebut rusak karena jarang diservis. Ketika ditawari mobil baru oleh Tim UAS ditolak, katanya mobilnya belum lunas cicilannya. Dia juga masih ngontrak dan belum punya rumah. Ketika ditawari apartemen juga ditolak. Sebuah bukti bahwa dia bukanlah pengejar materi duniawi. Dia sosok pencari ukhrawi.

Innalilahi wa Inna ilaihi rojiun.

Usai sudah tugas ustadz Yahya Waloni di dunia ini. Usai sudah segala lelahnya. Kini saatnya beliau istirahat di alam keabadian dengan tenang.

Allohummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu...

Selamat jalan pejuang...
Kisah hidupmu begitu indah...
Semoga kami bisa mengikuti jejakmu... 

Baca juga :