PISAH JALAN KEPENTINGAN TRUMP DAN NETANYAHU SOAL GAZA

[PORTAL-ISLAM.ID] Israel yang dipimpin Benjamin Netanyahu kini dilaporkan frustasi karena Presiden AS Donald Trump menjalankan kebijakan Timur Tengah yang berbeda dari keinginannya.

Seorang mantan utusan AS yang mengetahui hal tersebut mengatakan:

“Saya kira yang kami lihat adalah pengakuan dari pihak Israel bahwa meskipun mereka menyambut baik terpilihnya Trump dan mengira akan mendapat cek kosong untuk menjalankan agenda apa pun (seperti di era Joe Biden;), ternyata Trump punya agendanya sendiri,” kata Frank Lowenstein, mantan utusan Timur Tengah era pemerintahan Obama.

Trump, yang sebelumnya mencabut pembatasan pengiriman senjata ke Israel dan mendukung perang genosida di Gaza, kini tampaknya mengambil jalur yang berbeda dari Netanyahu.
Ketika Iran yang saat ini tertekan akibat sanksi AS dan kehilangan banyak jaringan proksi regional, Netanyahu memandang saat ini menjadi momentum strategis untuk melancarkan serangan militer ke fasilitas nuklir Iran.

Namun, Trump ternyata lebih mendorong pendekatan diplomatik.

“Kami belum membuat keputusan,” ujar Trump pada Rabu lalu.

Terkait Gaza, Trump secara pribadi mengkritik rencana Israel untuk memperluas serangannya di wilayah tersebut, dengan menyebutnya sebagai “upaya sia-sia karena akan menyulitkan proses rekonstruksi.”

Meski frustrasi, para analis menilai Netanyahu kecil kemungkinan akan mengkritik Trump secara terbuka.

“Basis pendukungnya mencintai Trump, jadi untuk melawan Trump secara terbuka adalah sesuatu yang tak bisa ia lakukan,” ujar Ilan Goldenberg, mantan pejabat Pentagon.

Netanyahu mengira Donald Trump akan senantiasa tunduk sesuai kehendaknya, tapi agaknya Donald Trump memiliki agenda lain, dimana jika hal itu tidak sesuai dg kepentingannya maka ia tak akan tunduk begitu saja.

Untuk itu, selaras dengan sikap Trump yang memiliki agenda tersendiri, Trump dijadwalkan akan mengunjungi kawasan Timur Tengah mulai besok Selasa (13/5/2025) dengan rencana singgah di Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab, tetapi tidak ada jadwal untuk pergi ke Israel.

Kedatangannya ke Timur Tengah untuk pembicaraan terkait pengakuan Negara Palestina dan pembebasan Sandera yang ada di Gaza.

Donald Trump mulai kalkulasi politik, jika ia senantiasa tunduk dibawah permintaan Netanyahu, hal itu akan merugikan kepentingan bisnis dan citra politik nya kedepan.

Baca juga :