Benarkah HAMAS menjarah truk bantuan yang masuk Gaza seperti tuduhan kaum Zionis Mengaji?

Benarkah HAMAS menjarah truk bantuan yang masuk Gaza seperti tuduhan kaum Zionis Mengaji?

Oleh: Pega Aji Sitama (Aktivis LSM Kemanusiaan Little Project)

Ini saya ceritakan dari pengalaman sendiri waktu di Mesir dari sumber mereka yang terlibat langsung pengiriman bantuan ke Gaza.

Jadi setelah kita selesai packing-packing (yang dilakukan oleh lembaga Mesir). Truk akan dibungkus banner organisasi/perorangan yang membiayainya sesuai jenis barang.

Sebagai contoh 1 kg tepung, harganya setara Rp 8500, per truk bisa angkut 30 ton. Berarti satu truk ini ditarif Rp 255 juta atau setara USD 15.000, semua sudah termasuk biaya supir, bensin, banner dan foto-foto.

Menurut informasi, pengiriman ke Gaza berkoordinasi dengan aparat dan intelijen Mesir, jadi makin kita kenal lembaga yang makin dekat ke ring 1 presiden maka harganya bisa lebih murah lagi.

Singkat cerita truk akan berangkat, kita sudah tahulah bagaimana mekanismenya, bisa disaksikan dalam video laporan lembaga-lembaga Indonesia saat melepas truk. Dengan segala macam cara pelaporan agar donatur percaya dan terus berdonasi.

Seperti mengibarkan bendera, naik ke atas truk sambil teriak "Indonesia untuk Palestina", dsb.

Makin telat donasinya, makin lambat berangkat ke negara pengumpul, dan makin telat juga masuk antrian ke Gaza.

Kalau kata JK, lebih cepat lebih baik.

Kecuali saat ini, sudah 2 bulan jalur bantuan ditutup Setanyahu.

Lanjut..

Setelah seremoni pelepasan, truk sebetulnya tak langsung ke Gaza, tapi harus ke stasiun berikutnya lebih dulu. Ingat IsraeI menjatah harian volume bantuan, rata-rata sejak awal perang hanya 50-70 truk per hari. Sedangkan yang mau bantu ada dari 100 negara berbeda.

Di stasiun, truk tak akan diapa-apakan selain antri saja dan berganti sopir. Jika ada tuntutan IsraeI, biasanya banner luar akan dicopot. Setelah gilirannya, truk pun melaju ke arah Gaza, tapi tidak langsung masuk, melainkan muter dulu puluhan km ke IsraeI.

Di pos IsraeI, supir dari Mesir diturunkan, dan diminta untuk balik bawa truk kosong. Truk bantuan diserahkan begitu saja ke tangan IDF/COGAT (pihak Israel).

Nah sebelum diizinkan masuk Gaza, truk lebih dulu diperiksa mereka. Di sini IDF mencari item-item yang dilarang. Biasanya mereka juga akan mencopot logo-logo yang masih tertempel di barang bantuan. Tapi jika terlalu banyak dan sangat nempel, mereka malas melakukannya. Makanya tetap saja ada yang lolos logonya.

Mengapa pasukan IDF memeriksa? Ya karena mereka takut ada item-item, bahan atau bahkan bagian senjata yang bisa dimanfaatkan oleh Hamas.

Truk yang sudah dianggap steril kemudian menunggu supir dari Gaza untuk membawanya ke dalam. Supir Gaza datang dengan mengendarai truk kosong yang akan gantian dibawa ke Mesir.

Akhirnya truk dibawa ke Gaza oleh supir Gaza, sampailah bantuan kita, eh belum, tidak semudah itu...

Ada prosedur sialan IsraeI, yaitu melarang sopir truk membawa muatannya ke tempat tertutup. Bahkan kendaraan harus tetap jalan dalam rute tertentu dengan kecepatan tertentu selama terjadi bongkar muatan.

Tujuannya apa? IsraeI takut kalau truk pergi ke tempat tertutup maka akan luput dari pengawasan mereka, sehingga logistik akan jatuh semua ke tangan Hamas.

Jika si sopir dianggap mencurigakan rutenya, kepala mereka jadi taruhan oleh sniper IDF.

Karena aturan sialan IDF ini, truk bantuan menjadi sasaran empuk bagi kelompok kriminal penjarah untuk memonopoli suplai bantuan yang bisa mereka jual dengan harga tinggi.

Hamas tidak mungkin keluar untuk ikut serta kegiatan bongkar muat, sebab jika terjadi mereka akan langsung dibom oleh IDF, karena orang yang ikut ambil barang dari truk akan dilacak sampai ke lokasi tinggalnya.

Selain itu IsraeI bisa menjadikannya bahan propaganda. Bahwa truk bantuan dicuri, sehingga menurunkan kepedulian pada Gaza, atau minimal menggambarkan jelek warga Gaza dan Hamas.

Elemen sipil pemerintah Hamas sendiri telah berkoordinasi dengan pemimpin suku Gaza untuk menghabisi penjarah, alias mengamankan semampunya bongkar muat truk.

Menurut informasi warga Gaza, kelompok penjarah sengaja dipelihara oleh IsraeI. Jika mereka yang beraksi, meski di depan tank IsraeI, pasti dibiarkan begitu saja. Jadi tidak mungkin para penjarah ini anggota Hamas, sebab IsraeI akan tahu kemana perginya mereka nanti.

Lalu bang kenapa di pasar Gaza banyak dijual barang-barang kebutuhan?

Pertama, barang-barang ini berasal dari truk yang masuk. Tapi kan kita tahu, bahwa warga (bukan penjarah) kadang menerima barang yang tidak mereka butuhkan.

Misalnya butuh tepung, pas ikut bongkar muat ternyata dikasih selimut. Atau sebaliknya, butuh selimut tapi dapatnya tepung atau Kurma. Butuh air tapi dapatnya baju dsb.

Ya mau tidak mau, sebagian barang yang sudah didapat akan coba dijual ke pedagang. Agar mereka bisa pegang uang. 

Kadang bisa lah saling barter dengan keluarga atau tetangga. Sebagai stok bersama. Stok ini juga bisa dipakai aktivis lokal untuk kebutuhan dokumentasi bagi mitra di luar Gaza.

Kecuali air bersih, masih ada berbagai sumur yang beroperasi, lembaga cukup bantu bayar bensin dan supir untuk truk tanki air.

Pokoknya kondisi di dalam Gaza itu sudah di luar kondisi normal. Tidak seperti bayangan kita, dimana kita bantu orang dengan barang A, maka dia akan menggunakan itu. Di sana orang tidak cuma butuh A, tapi A-Z semuanya, dapat A butuhnya C dll. Mau tidak mau barang bantuan harus saling dipertukarkan, sehingga sampai ke orang yang butuh.

Jadi harap para donatur memaklumi, insya Allah, setiap truk yang masuk menjadi pahala membantu perjuangan. Meski tidak ikut jihad, tapi membersamai jihad mereka.

***

Qurban Frozen untuk Gaza (Sapi dipotong di Mesir)

1/7 bagian Rp 4.549.000
Utuh 31.999.000

Rekening Qurban:
BSI 7800000496
AN Little Project
Konfirmasi (Wajib) 087840268181

(fb)
Baca juga :