[PORTAL-ISLAM.ID] Ahli digital forensik Rismon Hasiholan Sianipar kembali menjadi sorotan publik setelah mengalami teror fisik di kampung halamannya, Balige, Sumatera Utara. Teror ini terjadi setelah ia mengangkat ulang isu kontroversial terkait dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo melalui kanal YouTube.
Rismon menyampaikan langsung pengakuan tersebut melalui pesan pribadi kepada Diskursus Network, pada Selasa (09/04/2025). Dalam pesan tersebut, ia mengungkapkan bahwa mobilnya dirusak saat diparkir tidak jauh dari sebuah kafe di mana ia hanya nongkrong selama dua jam.
“Sudah dua kali ini saya diancam. Dua ban mobil saya disayat dan dua kaca dipecah. Siapa tahu saya dibunuh dalam waktu dekat,” tulis Rismon dalam pesannya.
Rismon menduga aksi ini merupakan bentuk penguntitan yang telah berlangsung sejak satu bulan lalu, bersamaan dengan aktivitasnya membedah kembali dugaan ijazah palsu Presiden Jokowi di media sosial.
Kasus ijazah palsu Jokowi pertama kali mencuat pada tahun 2022 lewat gugatan perdata yang diajukan Bambang Tri Mulyono, penulis buku Jokowi Undercover 2: Lelaki Berijazah Palsu. Gugatan tersebut sempat terdaftar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan nomor perkara 592/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst, namun ditarik setelah Bambang Tri dan tokoh publik Gus Nur ditangkap Bareskrim Polri beberapa hari sebelum sidang pertama.
Dalam kasus itu, Gus Nur dan Bambang Tri divonis 6 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Surakarta pada April 2023, meski bukti fisik berupa ijazah asli Presiden Jokowi tak pernah dihadirkan di persidangan. Vonis itu kemudian dikoreksi oleh Pengadilan Tinggi Semarang yang menurunkannya menjadi 4 tahun dengan pasal menyebarkan kebencian.
Kini, setelah hampir tiga tahun berlalu, kasus tersebut kembali diangkat ke publik oleh Rismon melalui sudut pandang keilmuan digital forensik. Rismon yang merupakan alumni UGM itu disebut telah membedah kejanggalan-kejanggalan dokumen pendidikan Presiden Jokowi dalam sebuah konten edukatif.
Potensi Ancaman Serius dan Kekhawatiran
Dalam percakapan dengan Redaksi Diskursus Network, Rismon sempat mengungkapkan kekhawatiran nyawanya terancam. Ia mengaku bahwa ancaman kali ini serupa dengan yang ia alami sebulan sebelumnya, dan berharap jika terjadi hal buruk padanya, publik memahami konteksnya.
“Saya sudah dikuntit sebulan ini… siapa tahu saya dibunuh dalam waktu dekat. Semoga kita tetap berjuang,” tulis Rismon.
Sayangnya, rekaman CCTV di lokasi kejadian tidak berhasil menangkap pelaku perusakan. Hal ini semakin mempersulit pengungkapan aktor di balik teror yang dialami Rismon.
Kembalinya isu ijazah palsu Jokowi ke ruang publik melalui kanal digital seperti YouTube dan media sosial, menjadi sorotan tersendiri di tengah situasi politik pasca-Pemilu 2024. Meskipun telah ada putusan hukum sebelumnya, ketertarikan publik terhadap validitas data pendidikan Presiden Jokowi tampaknya belum surut.
Apakah kembalinya isu ini akan membuka babak baru dalam penyelidikan hukum atau hanya akan berujung pada kriminalisasi seperti sebelumnya, menjadi pertanyaan besar di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap transparansi pejabat negara.
(Sumber: DN)
Dalam satu bulan ini, saya telah 2x mengalami terror yang sama. 2 ban mobil saya disayat dan 2 kaca mobil dipecahkan. Semangat terus para pejuang keadilan. Jangan pernah takut! Lawan!!!https://t.co/K36s7eGFph pic.twitter.com/5nDwhTy5EY
— Rismon Hasiholan Sianipar (@SianiparRismon) April 9, 2025