Pejuang Kemanusiaan Indonesia di Suriah... Beliau adalah Abu Aisyah Gusti Rendi..
Seorang arsitek profesional yang memilih menjadi pejuang kemanusiaan untuk Suriah.
Beliau berangkat ke Suriah 11 tahun lalu. Hanya 2 bulan setelah serangan gas Sarin oleh rezim Assad ke wilayah Ghouta (pinggiran Damaskus) yang membunuh 1300 nyawa dalam semalam.
Selain arsitek, Abu punya skill di bidang pengambilan gambar serta edit video. Bahasa Inggrisnya juga sudah di luar kepala.
Sebelum berangkat sempat training video sebentar di rumah-rumah yang mau dirobohkan di Jogja. Dekat kantor kontrakan. Sebenarnya itu bukan kantor, tapi mess mahasiswa 3 kamar. Dengan ruang tamu lesehan.
Karena waktu itu viral warga Suriah dibom dan bahkan diracun dengan gas Sarin, saat organisasi lama kami buka pendaftaran relawan ke Suriah, beliau langsung mendaftar.
Salah satu video yang dibuatnya pernah viral di Asia Tenggara saat mengajari sang putri, Aisyah menghafal surah pendek Al-Qur'an.
Sebagai arsitek, beliau sempat lama menetap di Singapura. Tapi karena low profile, informasi ini baru diketahui setelah sekian lama.
Demi berangkat menjadi relawan ke Suriah, Abu meninggalkan semua pencapaian dan hasil kerja kerasnya. Termasuk sang putri.
Baru sampai di negeri itu, Abu langsung dapat 'ucapan selamat datang' dari rezim. Kubu rezim Assad rutin selalu mengirim roket, bom Barrel, mortir, artileri ke target wilayah sipil dan kamp untuk mendorong mereka ke arah Turki.
Sebuah roket nyasar meledak di dekatnya. Pecahan logam menancap dalam di punggung, Abu cacat seumur hidup.
Sayang sekali serpihannya tak bisa diambil, karena keterbatasan peralatan operasi di wilayah oposisi Suriah.
Tambah lagi, waktu meliput acara pertemuan bersama tokoh masyarakat sipil, kepala suku dan oposisi, mereka diserang sel ISIS yang menyusup diantara masyarakat.
Teriakan dilancarkan mulut seorang pemuda ISIS:
"Mati kalian, shahawat, murtadin demokrasi!"
Ia langsung memuntahkan peluru dari senjata yang dipersiapkannya.
Abu yang membawa kamera lari potang-panting, terjatuh. Kameranya juga mengalami kerusakan.
Untungnya ada pejuang yang sigap merespon serangan, dan langsung menetralkan "zombie" tersebut.
Dari wasilah beliau pula dibuat sebuah video pabrik roti Suriah yang terbengkalai di wilayah Latakia. Dan banyak Ustadz serta masyarakat Indonesia terketuk untuk membiayainya.
Saat itu langsung diproduksi 20 ribu lembar roti per hari, diperlukan 2 ton tepung.
Sayangnya pabrik tersebut dibom waktu Rusia pertama kali masuk Suriah, September 2015.
Perlu waktu hampir 2 tahun baru bisa buat pabrik roti baru. Ketika sebuah akun anonim mengirim pesan kepada kami di FB. Hampir saja dianggap sebagai spam.
Saat dibuka, akun tadi langsung menawarkan akan membangun 1 pabrik full.
Tak berselang lama, Abu juga mengirim proposal pembangunan sekolah anak pengungsi, sebuah lembaga terkenal langsung menerimanya.
Hingga hari ini, sudah 8 tahun sekolah berdiri. Meluluskan ribuan santri. Bahkan terakhir saya dapat info, sekolahnya menjadi salah satu percontohan di daerah oposisi Suriah.
Singkat cerita, masa tugas relawan Abu berakhir. Tapi beliau menolak pulang.
"Kenapa tidak mau pulang khi?", panggilan akrab kami bukan akh tapi khi.
Katanya, "Bagaimana bisa pulang khi, di saat sudah bersama mereka, tahu semua yang mereka rasakan. Ana tidak akan pulang sebelum anak-anak Suriah bisa tidur nyenyak dan perutnya kenyang."
Kami pun akhirnya berpisah secara organisasi, dimana Abu mendirikan lembaganya sendiri. Dan kami juga mendirikan organisasi baru Little Project.
Hingga datanglah hari itu, ketika wabah covid menyebar di Idlib. Abu menjadi salah satu pasien dengan gejala sesak napas.
Hanya beberapa jam setelah berita Abu Aisyah masuk RS, datang berita baru dari kawan-kawan orang Suriah tentang kondisinya.
Dengan kalimat pertama adalah:
Innalillahi wa innailaihi raji'un..
Walau tak bisa bahasa Arab, pasti bisa disimpulkan ini pesan apa.
Rasanya langsung sesak, seperti tak percaya...
Namun janji Allah tak ada yang bohong. Abu Aisyah telah menikmati kemenangan besar di sisi Allah. Beliau telah pulang ke rumah yang sebenarnya.
Dan Alhamdulillah, kita bisa menyaksikan sedikit serpihan kemenangan. Dimana rakyat Suriah akhirnya menang dan bebas hari ini.
Mungkin ini adalah tahun terakhir kita bisa membantu pengungsi Suriah korban perang. Tahun depan mereka bukan lagi pengungsi. Setelah 13 tahun lamanya.
Abu adalah bagian dari puzzle penting kemenangan itu.
Walaupun mungkin hanya sedikit orang yang mengetahuinya.
Kemana tujuan perjuangan kita selanjutnya?
"Palestina"
Bagi yang ingin membersamai pengungsi Suriah di musim dingin ini:
* BCA 008-771-8798
* BSI (ex BSM) 7777-333-121
* Mandiri 132-002-224-2789
* BNI 0834-192-954
* BRI 0598-01-000202-568
A.N. Yayasan Little Project
Konfirmasi Transfer :
087840268181
(fb Pega Aji Sitama)