Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
Dua orang suami-istri ribut gara-gara tempat duduk di pesawat terpisah dengan anaknya. Ia meminta penumpang lain yang juga bawa anak kecil agar mau mengalah. Mereka berdua tidak mau duduk. Komplain ke awak cabin.
Petugas darat datang. Tetapi tidak mudah menggeser tempat duduk penumpang. Apalagi dalam situasi pesawat delay.
Penumpang lain mencoba menjelaskan sebabnya mengapa ada penumpang yang bawa anak bisa duduk berdekatan. Sebabnya sudah check in online sedari awal. Tetapi penumpang itu tetap bersungut-sungut.
Seorang penumpang di belakangnya, seorang ibu berjilbab lebar, kemudian memilih mengalah. Mempersilakan mereka untuk tukar tempat, meskipun itu berarti ibu tersebut harus terpisah dari anaknya yang masih kecil (bahkan lebih kecil dibandingkan anak terkecilnya perempuan itu), tetapi masih bisa duduk dekat ayahnya. Penumpang tersebut bukannya berterima-kasih, tetapi justru berkomentar pedas, "Bersedianya kelamaan!!!"
Sudah dikasih hati, tetapi masih bisa berkomentar seperti itu dan segera bergerak pindah.
Saya tertegun. 𝙅𝙞𝙠𝙖 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜𝙩𝙪𝙖 𝙣𝙞𝙧 𝙖𝙙𝙖𝙗, 𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙖𝙣𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙠𝙚𝙡𝙖𝙠??!
Pada saat yang sama, saya merenung. Masya Allah.... Alangkah sabar yang sudah rela mengalah tetapi justru disalahkan dan tetap tenang tidak balas berkomentar balik.
Cerita ternyata belum berakhir. Gadis kecilnya yang paling besar, jelas bukan balita lagi, mengeluarkan bekal makan. Ia menikmati sambil bermain. Dan…. gedubrak. Satu mangkuk mie isi sosis tumpah ke lantai. Seperti ibunya, anak itu membiarkan berserak di lantai pesawat tanpa berusaha sedikit pun untuk membersihkan. Si ibu hanya menyuruh ambil wadah bekalnya dan mengabaikan sampahnya; mengabaikan pula penumpang lain.
Petugas memang akan membersihkannya, bahkan seandainya ia sudah berusaha membersihkan. 𝙏𝙚𝙩𝙖𝙥𝙞 𝙥𝙚𝙧𝙞𝙡𝙖𝙠𝙪 𝙥𝙚𝙧𝙚𝙢𝙥𝙪𝙖𝙣 𝙞𝙩𝙪 𝙠𝙚𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙖𝙣𝙖𝙠𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙚𝙧𝙪𝙥𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙢𝙗𝙚𝙡𝙖𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙗𝙪𝙧𝙪𝙠 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙚𝙛𝙚𝙠𝙩𝙞𝙛. Kelak tinggal menuai hasilnya.
*Foto hanya ilustrasi sebab saya tidak ingin membuat orang berputus-asa dari memperbaiki diri.
(fb)