TANDA-TANDA seorang pemimpin yang mulai menjadi diktator adalah menciptakan angka popularitas tinggi. Hingga akhirnya angka-angka itu sengaja diciptakan melalui kecurangan. Popularitas dengan cara curang itu kelak akan dibuat sebagai konstruksi legalitas dalam mengawetkan kekuasaannya.
👉Pada pertengahan tahun 1989, diktator Rumania Nicolae Ceausescu mengklaim bahwa 98,8% rakyatnya menyetujui dia untuk tetap berkuasa. Pada akhir tahun yang sama (menjelang Natal 1989), Ceausescu dihujani batu oleh rakyatnya ketika berpidato. Dia lalu ditangkap dan ditembak mati bersama isterinya di halaman gedung pengadilan Targoviste, pada 25 Desember 1989.
👉Pada tahun 2019, Kim Jong Un memenangkan 100% suara di Korea Utara dengan "approval rate" 99,99% yang diumumkan beberapa minggu sebelum Pemilu. Kim lalu mengumumkan angka-angka itu ke seluruh dunia sebagai bukti bahwa rakyat Korea Utara mencintainya.
◼Dalam "The Dictator’s Handbook", Bruce Bueno de Mesquita dan Alastair Smith menulis bahwa ketika seorang pemimpin merasa berada dalam popularitas tertinggi, maka dia akan melakukan upaya apapun untuk tetap berada di puncak. Pemimpin itu akan menggunakan cara-cara diktator agar secara personal popularitasnya tidak dapat tergantikan.
◼Sejarah membuktikan, seorang pemimpin yang enggan meninggalkan kekuasaannya, cenderung meyakinkan publik dengan angka-angka. Dia berusaha meyakinkan orang-orang bahwa antara 70% dan 99,9% populasi masih menganggapnya hebat. Ini dilakukan dengan harapan pesaing yang mengejarnya tidak akan bisa menyingkirkannya, atau setidaknya tidak membahayakannya.
◼Untuk itu, setiap diktator menyukai jajak pendapat yang dimanipulasi dengan basis kepatuhan paksa. "dia akan berupaya keras menciptakan ilusi legitimasi, stabilitas, dan popularitas melalui angka-angka yang berkesan empiris dan akademis", kata The Dictator's Handbook.