Taliban melunasi utang listrik sebesar $627 juta (warisan rezim lama) terhadap negara-negara pemasok listrik Afghanistan

[PORTAL-ISLAM.ID] Pada tanggal 7 Februari 2024, Sputnik melaporkan bahwa perwakilan resmi perusahaan energi Afghanistan DABS, Hikmatullah Maiwandi menyatakan bahwa Iran, Turkmenistan, Uzbekistan dan Tajikistan secara kolektif telah menerima $627 juta. Hikmatullah mengatakan dana tersebut merupakan pelunasan utang pemerintah republik sebelum Taliban merebut kekuasaan, dan kini untuk pertama kalinya Afghanistan membayar listrik di muka. 

Pada tanggal 1 Februari 2024, Menteri Energi dan Sumber Daya Air Tajikistan, Daler Juma, mengumumkan bahwa Afghanistan telah melunasi utangnya atas listrik yang diterimanya dari Tajikistan. Perkembangan ini terjadi setelah Kabul berjuang untuk melunasi iurannya, meskipun secara rutin melakukan pembayaran sebagian, eurasianet melaporkan.

Menteri Energi Tajikistan, Daler Juma, menyatakan bahwa Tajikistan mengekspor 2,7 miliar kilowatt-jam listrik pada tahun 2023, dengan pendapatan sebesar $110,4 juta. Meskipun Tajikistan mengekspor listrik ke Afghanistan, Kazakhstan, dan Uzbekistan, Juma menyoroti bahwa sebagian besar listrik dipasok selama musim semi dan musim panas, sehingga memanfaatkan kelebihan kapasitas dari fasilitas pembangkit listrik tenaga air. Khususnya, Afghanistan terus menerima listrik sepanjang tahun, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil untuk memelihara infrastruktur penting, meskipun struktur tarif pastinya masih dirahasiakan.

Hubungan Afganistan dan Tajikistan

Kerja sama dalam perdagangan listrik terjadi di tengah sikap hati-hati Tajikistan terhadap Afghanistan, terutama sejak Taliban berkuasa. Presiden Tajikistan Emomali Rahmon sangat vokal dalam menyatakan keraguannya terhadap pengakuan pemerintah Taliban, dengan alasan kekhawatiran tentang keterwakilan kelompok minoritas Tajik dalam pemerintahan Taliban.

Meskipun ada keberatan politik, dialog ekonomi antara Tajikistan dan Afghanistan terus berlanjut. Pada tahun 2023, omzet perdagangan antara kedua negara mencapai $98 juta, meskipun angka tersebut mengalami penurunan sebesar 12% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Landasan hubungan ekonomi mereka terletak pada perjanjian tahun 2008 yang mengatur Tajikistan untuk memasok listrik ke Afghanistan hingga tahun 2028, dengan protokol pembaruan tahunan yang menentukan ketentuan pasokan listrik.

Pada bulan Desember 2023, perwakilan dari perusahaan listrik negara Tajikistan dan perusahaan energi Afghanistan DABS bertemu di Turki untuk menandatangani perjanjian pembelian listrik untuk tahun 2024. Pertemuan ini juga membuka jalan bagi diskusi mengenai kemungkinan perluasan jalur transmisi baru 500 kilovolt dari Tajikistan ke Afganistan.

Selain itu, Afghanistan telah menyatakan minatnya untuk memajukan penerapan CASA-1000, sebuah proyek energi regional yang didukung oleh pemangku kepentingan Barat. CASA-1000 bertujuan untuk menghubungkan negara-negara kaya pembangkit listrik tenaga air seperti Kyrgyzstan dan Tajikistan ke Afghanistan dan Pakistan, memfasilitasi perdagangan listrik lintas batas dan mendorong keamanan energi regional.

-----------

Beberapa Komentar menarik dari berita ini di twitter:

"If they really apply the teachings that are in the Quran truly and purely they will be the most successful country on earth no doubts."

(Jika mereka benar-benar menerapkan ajaran yang ada dalam Al-Quran dengan sungguh-sungguh dan murni, maka tidak diragukan lagi mereka akan menjadi negara paling sukses di muka bumi).

"99% corruption free country" --- dibawah kekuasaan Taliban, negara Afghanistan sekarang 99% bebas dari korupsi.

👇👇
Baca juga :