Perdana Menteri Taliban Maulana Abdul Kabir dikenal sangat sederhana karena ngantor hanya memakai sendal masjid

[PORTAL-ISLAM.ID] KABUL - Pemerintah Taliban (Imarat Islam Afghanistan) melakukan pergantian sementara Perdana Menteri.

Maulana Abdul Kabir ditunjuk menggantikan posisi Mullah Hasan Akhund yang sedang sakit.

Maulana Abdul Kabir dikenal sangat sederhana karena ngantor hanya memakai sendal masjid.

Sejumlah media Barat membuat pemberitaan memojokkan tentang pemimpin Taliban ini yang dimasukkan daftar hitam PBB atas desakan Amerika pada 2001 lalu.

Taliban Afghanistan mengkonfirmasi pada hari Rabu (17/5/2023) bahwa mereka telah menunjuk seorang perdana menteri sementara untuk mengawasi urusan sehari-hari, dengan mengatakan petahana, Mullah Muhammad Hasan Akhund, tidak sehat dan perlu waktu untuk pulih.

Kepala baru kabinet Taliban yang semuanya dijabat laki-laki, Maulana Abdul Kabir, berada di bawah sanksi PBB terkait terorisme, bersama dengan beberapa anggota senior lainnya dari pemerintahan Taliban. 

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengumumkan pergantian kekuasaan di Twitter. Dia mengatakan bahwa Perdana Menteri Akhund, 78, telah berada di selatan kota Kandahar selama beberapa waktu menjalani perawatan dan istirahat, dan dia akan segera kembali ke Kabul untuk melanjutkan tugasnya.

“Sudah menjadi hal yang rutin dalam proses pemerintahan bagi seorang caretaker untuk mengambil alih demi kelancaran urusan administrasi,” tulis Mujahid. "Tidak ada yang perlu khawatir tentang itu, juga tidak boleh menggunakannya untuk propaganda."

Mujahid menanggapi klaim yang dilaporkan bahwa Akhund telah mengundurkan diri karena dugaan keretakan internal Taliban dan tidak akan kembali ke kantor.

Taliban merebut kembali kekuasaan pada Agustus 2021, ketika pasukan Amerika Serikat dan NATO meninggalkan Afghanistan setelah dua dekade terlibat dalam perang. Taliban kemudian mendirikan pemerintahan sementara dan menunjuk Akhund sebagai perdana menterinya.

Amerika dalam perang Afghanistan dapat voor 3, tapi ujung-ujung kalah. 3 voor itu adalah:

1. Taliban diframing jelek di semua media tanpa memiliki hak jawab

2. Amerika datang dengan keroyokan

3. Amerika bebas ngebom orang, tangkap orang, siksa orang tanpa bisa dituntut balik atau disebut teroris

Dalam perang melawan Taliban, secara total Koalisi NATO kehilangan 80 ribu pasukan (10 ribu pasukang asing dan 70 ribu pasukan lokal), sedangkan Taliban cuma 60-65 ribu orang saja. Ribuan kendaraan tempur juga kini menjadi rampasan perang Taliban.

Baca juga :