Jokowi Bimbang
"Yang kita dengarkan suara rakyat, bukan elit".
Jokowi bimbang. Ganjar yang disiapkan, tapi diambil Megawati. Ia seperti tak punya saham apa-apa. Awalnya Ganjar disiapkan karena mustahil akan dicalonkan Megawati. Ternyata, jalan kemustahilan itu yang dijalani Megawati.
Maka, di belakang Ganjar, tak hanya Jokowi, tapi juga Megawati. Ini agaknya yang kurang disadari Jokowi, sejak awal. Ia dan Megawati mustahil berebut pengaruh di belakang Ganjar. Tentu saja pengaruh Megawati yang lebih kuat.
Ganjar sih asyik-asyik saja. Diasuh dua orang berpengaruh di Republik ini. Pasti tak ada rugi. Untung semua. Tapi, bila nanti sudah menang, ia akan punya persoalan seperti dirasakan oleh Jokowi. Satu saja sudah bimbang, apalagi dua?
"Ojo kesusu," kata Jokowi lagi.
Ini tanda belum ada kepastian alias bimbang. Bingung. Lebih halusnya, hati-hati. Jangan buru-buru. Memilih antara berjiwa rakyat (Ganjar) atau pemberani (Prabowo). Wajar, relawan Jokowi pun pecah.
Ini tentu Jokowi sebagai politisi, seperti yang ia tegaskan. Bukan sebagai Presiden.
Bagaimana seorang dibedakan sebagai politisi dan presiden? tak perlu dibanding-bandingkan antara satu dan lainnya. Beda-beda tipis saja. Tak ada yang dirasa lebih hebat. Dipaksakan, terdengarnya memuakkan.
(Oleh: Erizal)