Hamas menjadikan terowongan bawah tanah sebagai basis militernya, apakah ini boleh?
Tentu saja sangat boleh, tidak ada hukum yang melarang insurgen memiliki sistem pertahanan bawah tanah.
IsraeI sendiri di bawah Tel Aviv juga punya kota bawah tanah untuk perlindungan pejabat, sipil dan militernya.
Setanyahu di tahun 2013, waktu roket Hamas pertama kali bisa menjangkau Tel Aviv, bersama jajaran menterinya langsung terbirit-birit ke bunker perlindungan yang ada di bawah tanah.
Punya sistem pertahanan bawah tanah itu berbeda dengan "bertameng" pada warga sipil atau "human shield". Human shield itu misalnya menempatkan peluncur rudal di samping Rumah Sakit.
Untuk menghadap lawan yang memiliki kemampuan di bawah tanah, kita harus memiliki kemampuan serupa untuk membongkarnya alias harus berani terjun langsung.
Bukan asal ngebom apapun yang ada di atas tanah, dengan dalih "kan di bawah tanah mungkin ada bunker", padahal anda tidak tahu pasti dimana letak bunkernya, serangan anda berdampak atau tidak terhadap pertahanan bawah tanah, inilah yang dilakukan IsraeI. Membabi buta.
Karena tidak punya kemampuan menyerang kota bawah tanah Hamas, IsraeI mengebom apa saja yang berada di atas tanah.
Termasuk pegawai-pegawai sipil pemerintahan Hamas yang mengurusi masalah keamanan (polisi), kebersihan, kesehatan kota, pemakaman, ekonomi, kelistrikan, perairan, civil defense dll, itu juga tidak boleh dianggap sebagai target militer yang sah.
Kalau dibalik, berarti boleh dong Hamas menyasar semua warga IsraeI tanpa pandang bulu kecuali anak-anak, toh mereka semua pernah mengikuti wajib militer atau bekerja untuk menyokong IsraeI menjajah Palestina.
Yang mana selama ini IsraeI terus menarget pegawai sipil Hamas untuk dihabisi. Karena mereka sipil, ya sah dong tinggal diantara warga sipil lainnya, sehingga seharusnya tak boleh disasar.
Tapi oleh IsraeI digambarkan bahwa para pegawai sipil Gaza dianggap sebagai militer Hamas yang bersembunyi di tengah warga sipil lain. Ini adalah logika yang mengarah pada penalaran terorisme murni.
(Pega Aji Sitama)