Di Kota saya Bojonegoro, kalau gak salah denger, jika ada warga nya menikah dapat dana kompensasi dari pemerintah kabupaten sebesar 2,5 juta per-orangnya.
Konon, kebijakan yang demikian menggembirakan para jomblo yang pengen nikah ini, dicanangkan karena banyak kasus perceraian di kota yang punya slogan 'Bojonegoro Matoh'.
Ini menambah daftar kebijakan baru yang patut diacungi jempol. Usul saya kalau bisa, gak hanya 2,5 juta, sih! Lebih dari itu juga boleh, toh katanya kaya, soalnya ada pengeboran minyak.
Dulu seingat saya, saat masih SMA, seluruh anak yang masih belajar di tingkat menengah mendapat dana kompensasi juga, sebesar 2 juta rupiah per-tahunnya. Sekarang gak tau, masih berjalan atau enggak. Cuma dulu saya cuma dapat sekali, soale pas kebetulan saya udah kelas 12.
Kemudian saya berpikir. Indonesia ini negara besar. SDA nya banyak dan melimpah. Harusnya program seperti ini bisa diagendakan rutin. Ya walaupun jumlahnya kecil, minimal ada perhatian kepada rakyatnya, sehingga gak ada saling mencurigai antara warga-pemerintah.
Gus Baha' ngendikan, beliau mengutip hadits nabi, "apabila orang memilih pemimpin karena UANG (materi), maka tunggu kehancurannya," beliau melanjutkan, "makanya indonesia ini katanya kaya, tapi hidupnya gak karu-karuan."
(Rifai Ahmad)