Keramat 'Shalawat Asyghil'

Keramat Shalawat Asyghil

Oleh: Ustadz Abrar Rifai

Belakangan shalawat ini begitu marak disenandungkan dalam berbagai acara keagamaan. Pada panggung-panggung PHBI dan tak terkecuali juga pada aksi-aksi unjuk rasa, shalawat Asyghil membumbung hingga merambah dinding-dinding langit. 

Pada puncak perayaan Satu Abad NU yang baru lalu, di stadion Delta Sidoarjo, shalawat ini pun gemuruh didendangkan oleh berjuta Nahdhiyyin. 

Semakin syahdu dan magis, karena yang memandu lantunan shalawat Asyghil tersebut adalah empat belia yang masing-masing mempunyai keistimewaan yang dikurniakan Allah --Subhanahu wata'ala-- kepada mereka: Azzam Nur Mujizat, Majda, Yasmin Najma Faliha dan Sayyid Hasan Syauqi Alaydrus. 

Beribu ulama hadir pada acara tersebut, dengan khusyuk ikut merapal shalawat Asyghil. Tentu dengan kekhusyuan yang paripurna, sebab mereka paham arti dan sari pati dari shalawat Asyghil. 

Selain itu, hadir juga para pejabat di berbagai levelnya, mereka pun ikut larut dalam senandung shalawat Asyghil. Erick Thohir dan jajaran kabinet lainnya. Ada Gubernur Khofifah, Wapres Kiai Ma'ruf Amin hingga yang mulia Paduka Presiden Jokowi. 

Kita patut bergembira menyaksikan maraknya shalawat Asyghil disenandungkan dimana-mana. Sebab shalawat ini sesungguhnya adalah satu di antara senjata ampuh orang-orang yang terzholimi, untuk menghentikan kezaliman yang mereka alami. 

Di antara yang mula-mula mempopulerkan shalawat Asyghil ini adalah Habib Ahmad bin Umar al-Hinduan. Sebab shalawat ini terangkum dalam buku kumpulan shalawat yang beliau susun: Al-Kawakib Al-Mudhi'ah fi Dzikri as-Shalah 'ala Khairil Bariyyah. 

Tapi menurut keterangan guru saya, Prof. Dr. Ahmad Zahro, sebenarnya yang menggubah shalawat ini adalah Sayyidina Ja'far Ash-Sodiq, sebagai reaksi terhadap kezaliman yang dialami Ahul Bait Rasulullah --shallallahu 'alaihi wasallam-- dari penguasa Bani Umayyah di awal kekuasaannya yang dikomandani oleh Yazid bin Muawiyah. 

Para santri, para ustadz, para kiai dan alim serta muta'allim lainnya, tentu sangat paham tentang dahsyatnya isi shalawat Asyghil. 

Wa Asyghilizh zhalimin bizh-zhalimin - Sibukkanlah orang-orang zhalim itu dengan sesama mereka para penzhalim. 

Maksudnya, biarkan orang-orang zhalim itu sibuk bertikai sesama mereka. Para pembunuh biarkan saling tikam sesama pembunuh. Para perampok, biarkan saling jarah sesama perampok. Para penipu biarkan saling goro dan ngibul sesama penipu. 

Nah, rasa-rasanya gemuruh shalawat Asyghil sudah banyak yang diijabah Allah --Subhanahu wata'ala--. Sila saksikan banyak kejadian hukum belakangan ini, yang pelakunya mungkin tak pernah mengira bahwa mereka akan mengalami hal tersebut. 

Berikutnya peristiwa politik, naga-naganya pun sudah mulai banyak yang pecah kongsi sehingga menyebabkan pertikaian yang mulai menyala. Tinggal kita tunggu baranya, siapa yang terbakar dan siapa yang membakar. 

Kezaliman tidak akan pernah mengabadi, sebab ia adalah warisan nafsu yang luapannya berbatas waktu. Sadarlah! 

Wa Akhrijnaa min bainihim salimin = dan bebaskanlah kami dari cengkraman para penzhalim dalam keadaan selamat. 

Dengan segenap ketidak-berdayaan kita sebagai jelata, kita hanya bisa merintih kepada Allah. Agar Allah berkenan membebaskan kita dari kezaliman yang mendera. 

Semoga dengan berkah dan keramat shalawat Asyghil, tidak ada lagi di antara kita yang mengalami kezaliman yang berlarut. 

(*)

Baca juga :