Koalisi 3 Parpol Terganjal Urusan Calon Cawapres Anies

Peluang Anies Baswedan menjadi calon presiden 2024 pada pemilihan mendatang masih terganjal urusan calon wakil presiden. Hingga kini, terjadi tarik-ulur penentuan calon wakil presiden di antara tiga partai yang akan berkoalisi untuk mengusung Anies. Ketiga partai itu adalah NasDem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dua politikus NasDem menceritakan bahwa ketiga partai memang sudah hampir pasti berkoalisi pada pemilihan presiden 2024 dengan mengusung Anies sebagai calon presiden 2024. Tapi pembicaraan ketiga partai tersendat saat menentukan nama calon wakil presiden yang akan mendampingi mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Demokrat menghendaki Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat, menjadi calon wakil presiden. Lalu Partai Keadilan Sejahtera menyodorkan kadernya yang juga mantan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, sebagai pendamping Anies.

Adapun NasDem menginginkan posisi calon wakil presiden diisi figur di luar ketiga partai. NasDem menawarkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa atau Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sebagai calon wakil presiden.

Kedua politikus tadi mengatakan NasDem menawarkan agar ketiga partai mendeklarasikan koalisi serta pasangan calon presiden-wakil presiden yang akan diusung pada 10 November mendatang, bertepatan dengan Hari Pahlawan. 

“NasDem maunya begitu, tapi PKS dan Demokrat belum mau deklarasi,” kata politikus NasDem ini, Senin, 24 Oktober 2022.

Sumber ini mengatakan ketiga partai sudah membentuk tim kecil untuk membahas calon wakil presiden pendamping Anies. Tim kecil yang dibentuk sebulan lalu itu hingga kini belum berhasil menyepakati satu nama calon wakil presiden.

Kesepakatan ketiga partai itu menjadi sangat penting untuk mencukupi ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat. Total kursi ketiga partai di DPR sebanyak 163 atau setara dengan 28,2 persen. Ketiadaan satu dari ketiga partai tersebut akan membuat koalisi mereka tidak mencukupi presidential threshold.

Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, yang dimintai konfirmasi, mengakui adanya usul calon wakil presiden dari Demokrat dan PKS. Ia mengatakan partainya menghargai sikap kedua partai yang mengusulkan kader masing-masing untuk mendampingi Anies.

“Ini mekanisme di masing-masing partai yang harus kami hargai. Menyangkut kepentingan ideologi partai,” kata Ahmad Ali, kemarin.

Namun ia enggan menjelaskan sikap partainya atas usul calon wakil presiden dari Demokrat dan PKS tersebut. Ahmad Ali berdalih NasDem tak akan tergesa-gesa dalam menentukan calon wakil presiden setelah mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden pada 3 Oktober lalu.

Dia mencontohkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)—gabungan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan—maupun PDIP yang hingga kini juga belum menyebut calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung. Baik KIB maupun PDIP sudah memenuhi syarat pencalonan presiden.

Sinyal alotnya pembahasan ketiga partai sempat diungkapkan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh. Paloh mengatakan partainya menyerahkan seluas-luasnya kepada Demokrat dan PKS untuk memutuskan calon wakil presiden pendamping Anies.

“NasDem tidak mau desak-desak itu. Atur saja. Mau koalisi, boleh. Enggak koalisi juga tidak apa-apa,” kata Paloh pada 22 Oktober lalu. 

PKS Usulkan Ahmad Heryawan

Juru bicara PKS, Muhammad Kholid, mengatakan tim kecil ketiga partai masih membahas rencana koalisi dengan prinsip kesetaraan. Ia mengatakan semua partai berhak mengajukan pandangan dan aspirasi, termasuk urusan nama calon wakil presiden dan jadwal deklarasi.

Kholid menjelaskan, PKS menawarkan lima fondasi kepada NasDem dan Demokrat, yaitu membentuk platform perjuangan, memilih pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang terbaik, mendesain pemerintahan ke depan, menentukan fondasi strategi pemenangan, serta memilih waktu yang tepat untuk mengumumkan koalisi dan deklarasi bersama.

Kholid membenarkan bahwa partainya mengusulkan Ahmad Heryawan sebagai pendamping Anies. Tapi keputusan tersebut belum final karena tim kecil ketiga partai masih terus menggodoknya. “Dari diskusi antar-pemimpin, nama Ahmad Heryawan yang terkuat untuk diajukan dari PKS sebagai alternatif pilihan di tim kecil,” kata Kholid, Ahad lalu.

Adapun Kepala Badan Komunikasi Strategis Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Herzaky Mahendra, mengatakan partainya berkomitmen untuk memenangi Pemilu 2024, sehingga harus memilih pasangan calon presiden yang berpeluang meraih kemenangan.

“Jadi, pasangan calon mana yang pas untuk bisa menang. Sosok yang merepresentasikan figur perubahan sesuai dengan aspirasi dan masukan publik,” kata Herzaky.

Menurut Herzaky, lingkup internal Demokrat, PKS, dan NasDem masih membahas kriteria calon wakil presiden yang akan diusung. Meski begitu, kata dia, Demokrat menghormati mekanisme internal setiap partai dalam memutuskan nama calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan. “Inilah indahnya berkoalisi, indahnya hubungan kami bertiga. Saling menghormati, menjaga independensi, dan berada pada posisi setara,” ujarnya.

[Sumber: Koran TEMPO 25-10-2022]
Baca juga :