Sentil Sandiaga Uno Perihal Wisata Pulau Komodo, Susi Pudjiastuti Beri Pertanyaan Menohok

[PORTAL-ISLAM.ID]  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Uno, angkat bicara terkait aksi mogok kerja pelaku usaha di destinasi wisata Pulau Komodo.

Pelaku usaha tersebut terdiri dari pemilik kapal wisata, pemilik penyedia jasa transportasi darat, pemilik restoran, pemilik hotel, fotografer, guide dan pelaku usaha kuliner.

Sandiaga Uno mengatakan, jika ada masalah seperti ini sebaiknya duduk dan berdialog bersama untuk mencari solusi.

“Teruntuk teman-teman pelaku pariwisata & ekonomi kreatif khususnya wilayah Manggarai Barat, NTT, mari kita duduk bersama, berdialog cari solusi terkait hal ini,” ucapnya melalui akun twitternya, Selasa (2/8/2022).

Menurutnya, kenaikan harga di Taman Nasional Komodo menjadi upaya untuk melestarikan habitat asli Komodo yang wajib dijaga.

Apalagi kata Wakil Gubernur DKI Jakarta ke-14 ini, NTT masih punya alternatif destinasi wisata untuk melihat langsung Komodo yaitu Pulau Rinca yang harga tiket masuknya tidak ada kenaikan sama sekali.

“Kami di @kemenparekraf terus berkomitmen BANGKITKAN dan PULIHKAN ekonomi nasional, buka PELUANG USAHA dan LAPANGAN KERJA dengan tetap mengutamakan keberlangsungan lingkungan,” jelasnya

“Saya harap kita semua dapat bersama-sama menjaga tanah surga Indonesia ini, memanfaatkan kekayaan alamnya dengan bijak. Konservasi dan ekonomi harus berjalan beriringan, saya pribadi tidak mau ini punah dan alam terusik,” tambahnya.

Menanggapi hal itu, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti memberikan pertanyaan menohok kepada Sandiaga Uno.

Dia mempertanyakan dasar kebijakan ini dikeluarkan. Dia juga mempertanyakan soal alasan penetapan harga yang tidak memperhatikan dampaknya kepada keberlangsungan kehidupan orang.

“dear Pak Sandi, why again such ignorance decision taking place again ?? why the basic common sense on Pricing over people livelyhood never get recognition ?? why ??,” (Dear Pak Sandi, kenapa  keputusan bodoh seperti itu terjadi lagi? Mengapa hal paling dasar tentang penetapan Harga atas Penghidupan Penduduk tidak pernah mendapat pengakuan?Kenapa?) balas Susi.

Menurut Susi, penetapan harga tiket itu yang sebelumnya dari Rp200 ribu menjadi Rp3,75 juta ini terbilang mahal.

“Borobudur Rp750.000 was alot of money .. and this Rp3.750.000 ?? why ? why ? why ?,” (Tiket masuk Borobudur 750rb saja sudah sangat banyak.. Dan ini 3,75 juta?? Kenapa??) pungkasnya.

Diketahui, harga tiket tersebut resmi berlaku mulai 1 Agustus 2022 lalu. (fajar)
Baca juga :