SEJARAH PUASA ARAFAH (9 DZULHIJJAH)

Dalam tarikh dijelaskan shaum Arafah disyari'atkan tahun ke 2 Hijriyah, dan Haji (wukuf di Arafah) disyari'atkan tahun ke 6 Hijriyah.

Jadi tidak ada sangkut paut shaum sunah tanggal 9 Dzulhijjah dengan wukuf di Arafah.

Maka jika seumpamanya pemerintah Arab Saudi menetapkan tanggal 9 Dzulhijjah terjadi pada hari Jum'at, dan Indonesia menetapkan tanggal 9 Dzulhijjah hari Sabtu maka orang Indonesia puasanya hari Sabtu, jangan hari Jum'at, walaupun wukuf terjadi pada hari Jum'at.

Tanggal 9 Dzulhijjah disebut Arafah karena berkaitan dengan peristiwa mimpinya Nabi Ibrahim yang diperintah untuk menyembelih anaknya, dan pada esok harinya, Ibrahim mengetahui bahwa mimpi itu benar-benar dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala maka hari itu disebut Arafah.

Adapun tempat yang dipakai wukuf disebut Arafaat atau Arafah itu berkaitan dengan peristiwa pertemuan antara Nabi Adam dan Hawa di tempat itu, sebagaimana dijelaskan Ibnu Abas:

وَتَعَارَفَا بِعَرَفَاتِ فَلِذلِكَ سُمِّيَتْ عَرَفَاتِ‎

"Dan keduanya ta’aruf di Arafat, karena itu dinamai ‘Arafat."

Sumber : Kitab Al-Kamil Fit Tarikh mujallad 1 kaca 12.

Adapun keutamaan puasa Arafah (9 Dzulhijjah), dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

(Ustadz Fajri M Ibrahim Oeron)
Baca juga :