Oleh: Bang Rojak
Tadinya saya pikir, SAS (Said Aqil Siroj) dangan Gus Yahya secara kebijakan adalah saudara kembar, ditambah lagi Gus Yahya pernah ke Israel, dan dia adalah saudara kandung Pak Menag Yaqut.
Setelah mendengar sampai habis visi misi Gus Yahya ini (video di bawah), saya berubah pikiran terhadap sosok ini. Dengan tegas dia mengatakan, NU mestinya jangan dipahami sebagai firqoh hingga harus bersaing dengan ormas Islam lain seperti Muhammadiyah, FPI, HTI, atau bahkan 'organisasi teroris'.
Bahkan secara mengejutkan dia mengatakan, ISIS itu organisasi teroris akibat Invasi Amerika ke Irak. Gus Yahya berandai-andai. Seandainya Amerika menginvasi ke Indonesia, saya (Gus Yahya) dan Ansor pasti akan jadi teroris melawan Amerika! Jadi jangan hanya menyalahkan teroris tanpa menyalahkan Amerika!
Dalam politik, Gus Yahya bertekad NU akan menarik diri dari politik praktis hingga NU tidak dijadikan batu loncatan dari orang-orang yang menunggang kendaraan NU menjadi kendaraan politiknya.
Seandainya visi misi Gus Yahya ini bukan lip serpis, kalau dia menang jadi Ketum NU nanti, orang pertama yang gigit jari adalah Erick Thohir.
Dibandingkan dengan SAS yang sulit membedakan antara kebijakan NU dengan mulutnya yang enteng menyombongkan NU seolah firqoh yang paling menjulang, dan menganggap ormas Islam lain sebagai saingan, ya masih mending Gus Yahya.
Kalau Gus Yahya tidak menjalankan janjinya ini ya enggak apa-apa. Umat Islam sudah terbiasa dibikin kesel dengan ucapan SAS. Mudah-mudahan sikap anti firqoh Gus Yahya bisa jadi kenyataan. Itu harapannya.
Saya sudah kasih like di Youtube ini. Like sebagai harapan agar NU mereformasi diri sebagaimana janji Gus Yahya dalam video ini.
[VIDEO]