Kebangkitan Nasional


[PORTAL-ISLAM.ID]  Hari ini 20 Mei adalah saat mengingat berdirinya Boedi Oetomo yang didirikan Dr. Soetomo, Dr. Wahidin dan mahasiwa STOVIA. Awal bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan kebudayaan. Setelah hadir Dr. Douwes Dekker Boedi Oetomo diberi stempel politik dan perjuangan "tanah air". 20 Mei adalah hari Kebangkitan Nasional.

Jika saat ini masyarakat dan rakyat Indonesia memperingati hari Kebangkitan Nasional untuk melawan penjajahan maka tentu relevan. Akan tetapi jika Pemerintah yang memperingati menjadi  tidak relevan. Sebab masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan rakyat Indonesia adalah Pemerintah yang kebijakan nasionalnya justru tidak berpihak pada kaum "priboemi". Investasi asing yang lebih digalakkan. Cina khususnya.

Buat apa ada BPIP dengan Dewan Pengarah terdiri dari para tokoh bergaji besar. Tak seimbang dengan kerja. BPIP harus mulai adakan penataran untu membangun rasa nasionalisme dan keyakinan ideologi Pancasila. Bukan populerkan salam Pancasila atau bikin konser segala. Yang harus ditatar pertama adalah Presiden dengan para Menteri. Jajaran  Ini yang sekarang mengalami krisis ideologi dan nasionalisme.

BPIP harus meluruskan anggota DPR yang mulai menyimpang pemahaman soal Pancasila. Menjadi terbuka dan permisif pada ideologi komunis dan PKI. Pancasila yang terancam oleh cara berfikir mundur ke masa Soekarno. Subur subur suburlah PKI. Gotong Royong bukan semata kerja sama tetapi ideologi lawan Pancasila. Ekasila. Luar biasa fenomena politik kini. Delapan Fraksi DPR RI tidak anti PKI dan komunisme.

Kebangkitan Nasional harus dibangun kembali. Kaum terdidik harus menjadi penyambung lidah rakyat. Jangan biarkan penjajahan datang kembali. Belanda memang sudah tidak ada, akan tetapi "Belanda berkulit sawo matang" mewarisi cara memerintah yang berwatak kolonial. Memeras dan selalu menyulitkan rakyat.

Dalam perjuangan selalu ada pahlawan dan ada penghianat, di manakah anda?

Penulis: M Rizal Fadillah
Baca juga :