Asal Bapak Senang Insya Allah Listrik Mati


Asal Bapak Senang Insya Allah Listrik Mati

Oleh: Babeh Balya Nur

Pertanyaan Presiden Jokowi di depan para pejabat PLN sebenarnya mewakili pertanyaan kita semua. Presiden mendatangi kantor PLN bukan mau tahu penyebab mati listrik massal, tapi mau tahu jawaban kenapa tidak bisa diantisipasi oleh orang-orang super pintar dalam bidang kelistrikan itu?

“Pertanyaan saya, Bapak, Ibu, semuanya kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun-tahun. Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop,” kata Jokowi.

Mendapat pertanyaan itu para pejabat PLN nggak bisa menjawab yang bisa bikin presiden puas dengan jawaban Bu Dirut PLN. Dengan raut wajah yang kesal menunjukkan ketidak puasannya atas jawaban Dirut PLN, Presiden meninggalkan kantor PLN.

Saking kesalnya dia tidak mau meladeni pertanyaan para wartawan.

Lha iyalah. Kan mereka selama ini selalu bikin Asal Bapak Senang (ABS). Bikin laporan yang hebat-hebat pada presiden. Justru sekarang sikap ABS itulah yang bukan hanya bikin pejabat PLN tidak berkutik, tapi juga bikin malu presiden. Ditambah lagi boss yang dibikin senang itu juga nggak mencari tahu dengan membandingkannya dengan opini tandingan dari para penasehatnya. Telan mentah-mentah gitu saja.

Jadi, presiden mendatangi kantor PLN ada dua hal. Pertama, ingin menunjukkan bahwa dia juga sama kesalnya dengan rakyat akibat listrik mati. Kedua, akibat listrik mati Presiden dipermalukan di sosmed. Sosmed ramai mengulang ucapan Presiden saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap Ekspansi Tahap I berkapasitas 1×660 megawatt, 25 Perbruari 2019. Waktu itu Presiden dengan bangga mengatakan, “Sekarang tidak ada lagi keluhan pemdaman listrik!”


Ucapan presiden itulah yang sekarang ramai di medsos. Tentu saja ucapan itu berdasarkan laporan anak buahnya yang pokoknya asal bapak senang. Berdasarkan laporan menteri ESDM waktu itu presiden mengatakan, “Sekarang kalau kita ke daerah, enggak ada lagi yang namanya keluhan ‘byar pet’, keluhan pemadaman, enggak ada. Dulu kita di 2015, setiap ke provinsi, setiap ke kabupaten, ke kota, ke daerah, isinya keluhan mengenai listrik yang byar pet, listrik yang pemadaman,” kata Presiden di Cilacap, Jawa Tengah, Senin (25/2/2019).

Padahal faktanya, pemadaman listrik tanpa pemberitahuan sudah jadi makanan sehari-hari rakyat. Sampai sekarang. Tidak usah bicara daerah yang jauh dari Ibukota deh. Daerah Tangerang kan bertetangga dengan ibu kota. Pemdaman listrik sudah jadi hal yang lumrah terjadi.

Jadi, sekarang giliran presiden menagih janji laporan anak buahnya yang oleh presiden disebut 'orang-orang pintar' yang gagal mengantisipasi. Secara tidak langsung presiden ingin mengatakan, para pejabat PLN itu sekumpulan orang pintar yang malas!

Gimana kurang pintar coba, Menteri ESDM dalam laporannya kepada Presiden saat peresmian PLTU Cilacap itu mengatakan, “PLTU menggunakan teknologi super-critical boiler berbahan bakar batu bara kalori rendah. juga dilengkapi dengan electrostastic precipitator dan flue-gas desulfurization yang didesain untuk dapat beroperasi secara efisien dan ramah lingkungan.”

Paham nggak teknologi super-critical boiler, electrostastic precipitator, flue-gas desulfurization?

Jangankan kita, presiden saja belum tentu paham. Makanya laporan 'Asal Bapak Senang' dengan istilah mentereng itu bikin presiden berani bilang, “Mulai saat ini tidak ada lagi pemadaman listrik!”.

Dan apa yang terjadi kemarin? Kita rasakan sendirilah. Ada yang cuma mandi koboi ala Charles Bronson, ada pemandangan aneh ngantri air kaya ngantri sembako, kereta berhenti di tengah perjalanan. Untung nggak berhenti di jembatan sungai besar. Tentu saja kerugian milyaran rupiah mungkin trilyunan akibat mati lstrik itu. Bagi presiden tentu saja dapat bonus ucapannya itu ditayang ulang di medsos.

Masih untung PLN nggak kena hajar, kejar, pecat seperti janji Presiden pada pidato kemenangannya.

Berikut cuplikan pidato Jokowi di depan para pendukungnya:

"Oleh sebab itu, kita harus mencari sebuah model baru, cara baru, nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari setiap masalah dengan inovasi-inovasi. Dan kita semuanya harus mau dan akan kita paksa untuk mau. Kita harus meninggalkan cara-cara lama, pola-pola lama, baik dalam mengelola organisasi, baik dalam mengelola lembaga, maupun dalam mengelola pemerintahan. Yang sudah tidak efektif, kita buat menjadi efektif! Yang sudah tidak efisien, kita buat menjadi efisien!

Manajemen seperti inilah yang kita perlukan sekarang ini. Kita harus menuju pada sebuah negara yang lebih produktif, yang memiliki daya saing, yang memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan-perubahan itu. Oleh sebab itu, kita menyiapkan tahapan-tahapan besar."

Maka boleh dibilang kasus mati listrik itu Jokowi seperti tersengat jejak digital.

[Video - Cuplikan pidato Jokowi Visi Indonesia 14 Juli 2019]


Hikmah

Itu soal Asal Bapak Senang. Sekarang ambil hikmahnya. Sehebat apa pun rencana manusia, tidak bisa mendahului kehendak Tuhan. Sehebat apa pun kepintaran manusia pasti ada batasnya. Makanya Allah mengajarkan agar manusia tidak sombong. Caranya adalah dengan selalu mengucapkan kata Insya Allah pada setiap rencana yang akan dijalankan.

Perintah ini datangnya langsung dari Allah SWT dalam surah Al-Kahfi ayat 23 dan 24:

"Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): “Insya Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini”.

Menurut riwayat, ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada Nabi Muhammad s.a.w. tentang roh, kisah ashhabul kahfi (penghuni gua) dan kisah Dzulqarnain lalu beliau menjawab, datanglah besok pagi kepadaku agar aku ceritakan. dan beliau tidak mengucapkan insya Allah (artinya jika Allah menghendaki). tapi kiranya sampai besok harinya wahyu terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut dan Nabi tidak dapat menjawabnya. Maka turunlah ayat 23-24 di atas, sebagai pelajaran kepada Nabi; Allah mengingatkan pula bilamana Nabi lupa menyebut insya Allah haruslah segera menyebutkannya kemudian.

Menurut pakar Al-Qur’an, kata Insya Allah dalam Al-Qur’an terdapat dalam 6 surah dan 7 ayat.
1. Surah Al=Baqoroh ayat 70.
2. Surah Yusuf ayat 99
3. Surah AlKahfi ayat 23-24 dan ayat 69
4. Surah Alqoshos ayat 27
5. Surah Ashofat ayat 102
6. Surah Al-Fat ayat 27

Tapi sayangnya kata Insya Allah ini dalam pergaulan sehari-hari sudah terlanjur beda maknanya. Seolah dengan mengucapkan kata Insya Allah, si pengucap seolah tidak yakin dengan rencananya. Seolah ragu. Ketidak pastian. Padahal sipengucap ingin mengatakan kepastian, tapi ada yang lebih menentukan kepastian itu, yakni Allah SWT. Tidak ada yang bisa tahu tentang apa yang terjadi sedetik, semenit, sejam, sehari, seminggu, sebulan, setahun, seabad kemudian kecuali Allah SWT. Maka jika berjanji atau punya rencana sekecil apa pun rencana itu, jangan tinggalkan ucapan Inysa Allah.

Dalam konteks ini, sebagai kepala negara yang penduduknya mayoritas muslim, tentu akan lebih islami kalau presiden mengucapkan, "Insya Allah dengan teknologi terbaru yang kita miliki, inysa Allah tidak akan ada lagi pemadaman listrik". Ucapan itu setidaknya mengurangi beban janji presiden. Kan hasil akhirnya sudah diserahkan kepada kuasa Allah.

Kalau ucapan Insya Allah selalu kita ucapkan dalam setiap rencana atu janji, maka inysa Allah kita tidak tetap opitimis sekaligus mengharap izin Allah agar rencana kita terlaksana. Kita tetap berusaha semaksimal mungkin memenuhi rencana atau janji itu, tapi pada akhirnya Allah lah yang akan menentukan. Itu!

*Sumber: https://bilikopini.com/asal-bapak-senang-insya-allah-listrik-mati/
Baca juga :