Rumah Seorang Janda Kristiani Direnovasi FPI, Tangis Haru Mengiringi


[PORTAL-ISLAM.ID] TANAH KARO - Susanah br. Ginting (47 tahun) yang lebih akrab dipanggil Bik Sannah, janda warga Desa Selandi, Kecamatan Payong, Tanah Karo itu tak henti-hentinya menitikan air mata. Bukan tanpa sebab, pasalnya rumah yang ia tinggali bersama 4 orang anak-anaknya yang masih kecil, direvonasi oleh Tim Bedah Rumah Front Pembela Islam (FPI) Sumatera Utara.

“Awalnya saya tidak percaya, saat bapak-bapak dari FPI berkunjung ke rumah saya dan meminta izin kepada saya agar merenovasi rumah. Karena saya kan beragama Kristen, tapi saya iyakan saja agar mereka tidak merasa tersinggung,” kata Bik Sannah dengan nada haru.

Namun seiring saat semakin banyaknya tetangga dan warga yang mengucapkan selamat kepadanya, berangsur Bik Sannah mulai percaya. Terlebih pada Jum’at rombongan laskar FPI Sumut datang dan mulai membongkar rumahnya untuk direnovasi.

Menurut warga, Bik Sannah yang sehari-harinya menafkahi dan memenuhi kebutuhan dirinya dan keempat orang anaknya dengan bekerja menjadi buruh panen di ladang orang, dengan gaji 40 ribu perhari itu, memang layak menerima program tersebut. Karena selain kehidupannya yang sangat memprihatinkan, bantuan tersebut akan memberikan semangat baru untuk keempat anaknya.

Dan warga pun sangat mengapresiasi keputusan FPI Sumut di bawah kepemimpinan Sayed Hud Alatas yang tidak membeda-bedakan agama dalam program sosial dan kemanusiaannya.

Ditempat terpisah, Sayed Hud Alatas, membenarkan bahwa pilihan untuk merenovasi rumah Bik Sannah murni atas nama kemanusiaan dan tidak ada maksud dan niat lain. “Tidak ada niatan lain. Ini benar-benar atas nama kemanusiaan. Ini sudah menjadi takdir beliau,” ujarnya.

“Awalnya kami mencanangkan renovasi tersebut akan dikerjakan setelah Ramadhan (bulan depan) mengingat pembiayaan kita yang sudah menipis. Tapi Allah berkehendak lain. Rezeki tidak bisa ditahan. diluar logika kami, setelah desas-desus akan direnovasinya rumah Bik Sannah akan direnovasi FPI sampai ketelinga petinggi-petinggo kepolisian. Ternyata kepolisian setempat, bahkan Polda Sumut merespon niatan kami ini, dengan mengutus perwakilannya untuk mengucapkan terimakasih atas program keummatan di wilayah kerja mereka. Dan meminta kepada FPI Sumut untuk tidak menolak bantuan berupa material yang untuk perenovasi rumah Bik Sannah. Atas adanya dukungan inilah, maka kami langsung mulai membongkar dan akan merenovasinya sekarang,” papar Sayed Hud Alatas.

Sayed Hud Alatas juga menerangkan, bantuan yang disiapkan Polda Sumut lantas diteruskan ke Polres Tanah Karo untuk diserahkan kepada FPI Sumut berupa material bangunan. Dan Ketua DPD FPI Sumut tersebut juga berharap, agar hal ini nantinya dapat diteruskan menjadi kerjasama yang baik antara Polda Sumut dan FPI Sumut kedepannya di wilayah-wilayah Sumatera Utara. Di luar program bedah rumah FPI Sumut yang sudah berjalan sebelumnya.

Masyarakat Kutambaru terkhusus Desa Selandi Kecamatan, sangat antusias dengan keberadaan FPI. Karena sejak pertama kali terjadinya erupsi Gunung Sinabung yang lalu, FPI langsung turun dan mondok di lokasi terdampak erupsi. Serta banyak memberikan bantuan berupa sembako, mesin air, dan kebutuhan pokok masyarakat lainnya yang sangat dibutuhkan. Dan kini, dampak program bedah rumah FPI mampu mengetuk hati warga sekitar untuk ikut saling berbagi kepada warga yang membutuhkan.

Sebagaimana yang disampaikan beberapa warga yang sempat diwawancarai, umumnya mereka sangat merasa bersalah selama ini, karena percaya begitu saja tentang isu-isu yang mengatakan FPI itu keras, radikal, intoleran dan lainnya.

Selama hampir 3 bulan ini FPI Sumut telah bersosialisasi di Tanah Karo, nyatanya FPI telah dianggap sangat bersahabat, menjunjung rasa persaudaraan dan mempunyai toleransi yang tinggi tanpa membeda-bedakan kultur dan ras dalam kehidupan bermasyarakat di tengah mereka.

Sumber: hilalmerahindonesia

Baca juga :