
Ferry Noer mengatakan sedang disiapkan kelompok kerja, yang akan bertugas mengerahkan kekuatan membebaskan Al-Aqsa dari Israel dan salah satu kegiatannya adalah mengumpulkan satu juta tanda tangan umat Islam di Indonesia.
Ia menambahkan, kegiatan lain adalah mengadakan "tabliq" akbar, membuat laman dan menyebarkan berita di buletin tentang semua kejadian di Palestina, terutama di daerah sekitar Al-Aqsa.
Pembicaran utama dalam seminar itu, Dutabesar Palestina untuk Indonesia Fariz N Mehdawi mengatakan bahwa secara historis, Al-Aqsa memunyai nilai sejarah sangat penting, dengan kisah nyata antara lain peristiwa "isra" dan "mi`raj".
Dutabesar Palestina menambahkan bahwa tujuan Israel adalah menghancurkan Al-Aqsa, sehingga tidak ada lagi tempat suci umat Islam di Al-Quds (Yerusalem) dan membunuh orang Palestina agar tidak bisa bersaing dalam mempertahankan hak atas tanah dan bumi di Palestina.
Al-Aqsa dipolitikkan oleh Isarel untuk kepentingan mereka dan negara itu sedang mengadakan penggalian di dekat teras Al-Aqsa, yang disebut dengan proyek ilmu purbakala, tambah dutabesar Palestina.
Dr Ramli Abdul Wahid MA, dekan Fakultas Usuluddin Universitas Sumatera Utara, sebagai pembicara dalam seminar itu mengatakan bahwa pada 1897 diselenggarakan konferensi pertama Yahudi di kota Phal, Swiss, yang menetapkan piagam Zionis antarbangsa untuk mewujudkan negara Israel dan mendirikan berbagai lembaga serta badan politik dan ekonomi untuk menjalankan amanat undang-undang dasar tersebut.
Pada 1907 dimulai pewujudan keputusan konferensi itu dengan berpindahnya warga Yahudi secara teratur ke Palestina dan dimulailah masa penjajahan Zionis atas bumi Palestina.
Pada 1927, rombongan hijrah Yahudi ke Palestina terus bertambah dan kelompok itu menguasai banyak tanah Arab dengan cara membeli dan merampas dengan bantuan penjajah Inggris, kata Ramli.
Ramli mengatakan bahwa berjihad dengan harta dan nyawa untuk mengembalikan Palestina dari Israel dan membersihkan dari penjajah adalah wajib bagi seluruh muslim, tapi harus dibarengi dengan jihad melalui jalur politik dan diplomasi dari pemerintah resmi.
Pembicara lain, yaitu Hj Abd Ghani Samsudin, Presiden Sekretariat Himpunan Ulama Asia Tenggara, mengatakan bahwa Al-Aqsa pernah menjadi kiblat pertama umat Islam selama tiga tahun, sehingga masjid itu jelas suci bagi umat Islam.
Ia mengatakan pembebasan Palestina dari Israel bukan perkara mudah, karena menuntut umat islam bersatu dan dengan kekuatan akidahnya tidak membiarkan saudaranya terus dirundung malang dan harus bijaksana dalam melakukan usaha membebaskan Al-Aqsa itu. (ant/ah)
sumber: republika
Al-Aqsa dipolitikkan oleh Isarel untuk kepentingan mereka dan negara itu sedang mengadakan penggalian di dekat teras Al-Aqsa, yang disebut dengan proyek ilmu purbakala, tambah dutabesar Palestina.
Dr Ramli Abdul Wahid MA, dekan Fakultas Usuluddin Universitas Sumatera Utara, sebagai pembicara dalam seminar itu mengatakan bahwa pada 1897 diselenggarakan konferensi pertama Yahudi di kota Phal, Swiss, yang menetapkan piagam Zionis antarbangsa untuk mewujudkan negara Israel dan mendirikan berbagai lembaga serta badan politik dan ekonomi untuk menjalankan amanat undang-undang dasar tersebut.
Pada 1907 dimulai pewujudan keputusan konferensi itu dengan berpindahnya warga Yahudi secara teratur ke Palestina dan dimulailah masa penjajahan Zionis atas bumi Palestina.
Pada 1927, rombongan hijrah Yahudi ke Palestina terus bertambah dan kelompok itu menguasai banyak tanah Arab dengan cara membeli dan merampas dengan bantuan penjajah Inggris, kata Ramli.
Ramli mengatakan bahwa berjihad dengan harta dan nyawa untuk mengembalikan Palestina dari Israel dan membersihkan dari penjajah adalah wajib bagi seluruh muslim, tapi harus dibarengi dengan jihad melalui jalur politik dan diplomasi dari pemerintah resmi.
Pembicara lain, yaitu Hj Abd Ghani Samsudin, Presiden Sekretariat Himpunan Ulama Asia Tenggara, mengatakan bahwa Al-Aqsa pernah menjadi kiblat pertama umat Islam selama tiga tahun, sehingga masjid itu jelas suci bagi umat Islam.
Ia mengatakan pembebasan Palestina dari Israel bukan perkara mudah, karena menuntut umat islam bersatu dan dengan kekuatan akidahnya tidak membiarkan saudaranya terus dirundung malang dan harus bijaksana dalam melakukan usaha membebaskan Al-Aqsa itu. (ant/ah)
sumber: republika