MASJID JOGOKARIYAN, Dari Masjid Kampung Menjadi Masjid Percontohan se-Indonesia


[PORTAL-ISLAM.ID] Masjid Jogokariyan Yogyakarta, cuma masjid kampung (bukan masjid jami' apalagi masjid Agung) yang terletak tepat di tengah-tengah kampung Jogokariyan, kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, DIY.

Walau cuma masjid kampung, tapi Masjid Jogokariyan menjadi masjid percontohan masjid yang makmur kegiatan di seluruh Indonesia.

Kenapa Masjid Jogokariyan bisa sefenomenal seperti itu? Simak....

1. Masjidnya hanya berlokasi di tanah wakaf 700 m2 tapi dengan 3 lantai, dan hanya masjid kampung (bukan masjid jami').

2. Kampung Jogokariyan dulunya bukan basis Muslim yang kuat.

3. Takmir mendata statistik kampung sekitar masjid (yang sudah sholat/belum, yang sholat jamaah ke masjid/belum, yang muslim/non muslim, beserta semua anggota keluarganya) untuk pemetaan target dakwah.

4. Takmir masjid berusaha menggembirakan masyarakat dan membuat mereka mau bersujud dengan berbagai cara yang syar'i.

5. Setelah mereka mau datang ke masjid, harus dibuat nyaman dan diisi dengan taklim-taklim ringan.

6. Takmir tidak boleh memarahi anak-anak yang ramai di masjid, tapi memberikan hadiah makanan ringan kalau tidak ramai dan mengganggu jamaah di masjid.

7. Yang belum jamaah ke masjid/belum sholat dibuat undangan spesial seperti undangan pernikahan dan disediakan makanan di masjid saat acara sholat jamaah.

8. Yang belum bisa sholat diajari sholat oleh takmir (di masjid atau di rumah masing-masing)


9. Saldo Kas masjid tidak pernah besar bahkan targetnya adalah 0 (nol rupiah) tiap akhir bulan, karena saldo kas masjid yang besar tanda takmir tidak bisa mengelola infaq jamaah menjadi pahala yang segera mengalir ke penginfaq.

10. Ada sarapan bubur, lontong sayur, susu kedelai, dll tiap minggu ba'da Subuh.

11. Ada 500 - 1000 nasi bungkus tiap ba'da Jumat (dana swadaya jamaah).

12. Ada divisi usaha penyewaan kamar penginapan di lantai 3 masjid untuk membayar petugas kebersihan dan tambahan operasional masjid.

13. Tidak ada gaji untuk takmir kecuali petugas kebersihan, karena gaji dari Allah tidak ada maksimalnya, sementara gaji manusia ada minimumnya (UMR).

14. TPA diajar oleh anak-anak RISMA/RMJ.

15. Ada infaq beras (kotak amal khusus beras) untuk disalurkan ke dhuafa', walaupun sekarang isi kotak infaq beras itu berubah jadi uang, karena jamaah malas bawa beras. Bantuan untuk dhuafa' ini diambil di masjid ba'da subuh.

16. Masjid buka 24 jam dan ada WiFi gratis 24 jam.

17. Taklim untuk jamaah sangat banyak baik siang maupun malam.

18. Ada angkringan di depan masjid (tongkrongan) untuk jamaah ngobrol dan orang-orang mampir istirahat.

19. Jika masjid dikelola dengan benar dan dipercaya jamaah, maka dana-dana infaq dan dari donatur sangat mudah didapat, termasuk untuk donatur makanan, dll.

20. Jika saldo kas masjid banyak justru jamaah malas menyumbang, tapi jika sedikit mereka akan tergerak untuk infaq.

21. Masjid itu milik Allah (QS AlJin: 18) sehingga rezeki masjid akan dijamin oleh pemilik masjid (Allah) dan takmir hanyalah pelayan umat (jamaah).

22. Khusus bulan Ramadhan, ada "Kampoeng Ramadhan" yang sangat semarak.

(Suasana "Kampoeng Ramadhan" Jogokariyan)

Sumber : manajemen Takmir Masjid Jogokariyan

Monggo di-share jika dirasa perlu dan bermanfaat.


Baca juga :