Inilah akibatnya kalo Tentara terlalu sibuk ngurusi masalah Sipil, urusan sendiri jadi kacau

[PORTAL-ISLAM.ID]  Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut, 13 Orang Tewas.
"Inilah akibatnya kalo tentara terlalu sibuk ngurusi masalah sipil, nanam jagung, ngurus beras dls. Bahkan semua mau diurus tentara, sampai lupa dengan SOP sendiri. Nggak disiplin, nggak punya kemampuan tempur, cumak berani gertak rakyat. Bener2 dungu," cuit aun X @MurtadhoRoy.

KERJAAN SIPIL DIURUS MILITER 
KERJAAN MILITER DIURUS SIPIL
DUNGU!

Warga Garut Bantah Jadi Pemulung Amunisi: Kami Kuli Diupah Rp150 Ribu

Warga Kecamatan Cibalong, Agus Setiawan memberi kesaksian soal ledakan pemusnahan amunisi tidak layak di Garut, Senin, (12 Mei 2025). Agus merupakan kakak kandung Rustiawan, yang turut menjadi korban tewas bersama 12 orang lain dalam tragedi tersebut.

Menurut Agus, rekan-rekannya ikut bekerja di lokasi peledakan milik TNI tersebut dengan diupah Rp150 per hari. 

"(Buka) Peluru kecil, buka selongsong. Diupah per hari Rp150 ribu," ujar Agus.

Lelaki asal Kampung Cimerak itu juga membantah soal isu warga memulung besi-besi amunisi untuk kemudian dijual kembali di lokasi pemusnahan amunisi TNI. Mereka, kata Agus, ikut bekerja di lokasi peledakan saat datang barang-barang yang hendak dimusnahkan.

"(Kerjanya) Paling 12 hari beres. Jadi bukan mulung, kami tidak berburu besi bekas dan selongsong. Kami bekerja, kuli," katanya.

Ledakan terjadi saat pemusnahan amunisi tidak layak milik TNI di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Peristiwa itu menyebabkan 13 orang meninggal dunia, terdiri dari empat Anggota TNI dan sembilan warga sipil.

Sebelumnya Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan keberadaan warga sipil di area pemusnahan amunisi untuk mengumpulkan sisa-sisa serpihan logam.

Kristomei mengatakan dari informasi yang diperolehnya, sudah jadi kebiasaan apabila ada pemusnahan dengan cara diledakkan banyak warga mendekat.

"Informasi yang kami dapat, kebiasaan yang ada, adalah apabila setelah peledakan itu masyarakat mendekat," kata Kristomei dalam wawancara dengan CNN TV, Senin (12/5).

"Kenapa mereka mendekat? Dalam rangka untuk mengambil sisa-sisa serpihan logam, tembaga, besi dari munisi-munisi yang sudah diledakkan tadi. Karena itu punya nilai jual," tuturnya.

Baca juga :