Ijazah Palsu: KPU Tidak Punya Waktu Cek Ijazah Peserta Pemilu, Tapi Punya Waktu Berduaan dengan Wanita Emas
Tetapi ketika Hasyim Asy'ari yang menjadi ketua KPU nya dia punya cukup waktu untuk naik turun gunung, menuruni lembah, berenang, menggerayang dan mengeksplorasi "wanita emas".
Dan yang hanya bisa di ricek KPU hanya data-data pemilih. Yang bahkan puluhan ribu atau mungkin ratusan ribu data pemilih di Lembaga-lembaga Pemasyarakatan yang sudah di rekap, tetapi tidak dilakukan atau diselenggarakan pemungutan suara di lembaga itu. Padahal KTP dan KK para narapidana sudah dikumpulkan untuk diregistrasi untuk keperluan Pemilu.
Pemungutan suara, seringkali dibatalkan di Lapas² itu dengan dalih keamanan Lapas. Padahal kuat dugaan, data para narapidana dikonsentrasikan kepada calon-calon yang mau membayar sejumlah uang untuk rekapitulasi suara narapidana dalam Lapas itu.
The World Prison Brief mencatat bahwa jumlah narapidana di Indonesia terus meningkat dalam satu dekade terakhir, pada September 2024 saja jumlahnya mencapai 273.390 orang. Suara yang cukup menggiurkan bagi pasangan calon presiden untuk menyelisihi angka sejumlah 0,005% seperti korban program makanan beracun gratis Prabowo itu.
Jadi untuk memeriksa secara detil latar belakang capres, gubernur, bupati dan walikota, KPU tidak punya waktu. Kalau naik helikopter sambil makan angin dan jalan-jalan entah apa keperluannya dan hubungannya dengan pemilu, waktunya sangat cukup dan banyak.
Salam Fufufafa,
(Budi Akbar)