Utusan AS Sebut Hamas Orang Baik, ‘Israel’ Murka

[PORTAL-ISLAM.ID] DOHA – Utusan Presiden AS, Adam Boehler mengatakan dalam sebuah wawancara CNN bahwa para pemimpin Hamas “sebenarnya adalah orang-orang yang cukup baik; orang-orang seperti kita. Mereka tidak memiliki tanduk yang tumbuh di kepala mereka”. Hal ini setelah Boehler bertemu para pemimpin Hamas di Doha untuk pembebasan sandera.

Pernyataan Boeler disampaikan saat mengomentari panggilan telepon Ron Dermer, Menteri Urusan Strategis ‘Israel’ dan tangan kanan Benjamin Netanyahu. Dermer dilaporkan telah membuat panggilan telepon yang penuh amarah untuk mengkritik keputusan Trump untuk memulai perundingan langsung dengan Hamas.

Boehler memulai negosiasi dengan Hamas di Qatar pekan lalu. Pembicaraan difokuskan pada pembebasan Edan Alexander, seorang tawanan tentara ‘Israel’-Amerika berusia 21 tahun, dan jenazah empat pemukim Amerika yang tewas di Gaza.

Hamas dilaporkan memberi tahu Boehler bahwa mereka bersedia mengembalikan semua tawanan ‘Israel’ dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina. Namun, ‘Israel’ belum menyetujui jumlah tahanan yang akan dibebaskan.

Channel 13 ‘Israel’ melaporkan bahwa pejabat senior ‘Israel’ marah atas pendekatan Washington. Mereka yakin Trump bernegosiasi di belakang ‘Israel’ dan membatasi kemampuan Netanyahu untuk bermanuver. Salah satu sumber menyatakan, “Jika Trump mencapai kesepakatan dengan Hamas, Netanyahu tidak akan dapat menolaknya, dan Amerika tahu itu.”

Awalnya, Netanyahu menepis kemungkinan negosiasi serius antara AS dan Hamas. Namun seiring berjalannya pembicaraan, para pejabat ‘Israel’ semakin khawatir.

Utusan Trump: Pertemuan AS dengan Hamas 'Sangat Membantu'

Utusan Presiden Donald Trump untuk para sandera, Adam Boehler, mengatakan pada Minggu (9/3/2025) bahwa pertemuannya pekan lalu, dengan Hamas, kelompok yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, tentang sandera yang ditahan di Gaza "sangat membantu" dan dapat mengarah pada pembebasan mereka "dalam beberapa pekan."

"Saya pikir terdapat kesepakatan di mana Anda membebaskan semua sandera," kata Boehler di acara "State of the Union" CNN.

"Saya pikir ada harapan," katanya. "Anda dapat melihat sesuatu seperti gencatan senjata jangka panjang."

Hamas diyakini masih memiliki 24 sandera hidup yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober 2023, yang memicu perangnya dengan Israel. Kelompok tersebut juga menahan jenazah 34 sandera lainnya yang tewas dalam serangan awal atau ditawan, serta jenazah seorang prajurit Israel yang tewas pada tahun 2014.

Boehler tidak menutup kemungkinan adanya pertemuan tambahan dengan Hamas.

Pertemuan utusan tersebut dengan para pemimpin Hamas terjadi di tengah tentangan negara Yahudi tersebut.

Boehler mengatakan bahwa ia memahami kekhawatiran yang diungkapkan oleh pejabat Israel Ron Dermer tentang kontak langsung antara Boehler dengan Hamas.

Boehler menekankan bahwa ia memiliki tujuan yang jelas dalam pembicaraannya, untuk menemukan cara memperpanjang gencatan senjata yang telah berakhir dalam pertempuran tersebut dan mengakhiri perang, yang menewaskan 1.200 orang dalam serangan awal Hamas dan lebih dari 48.000 warga Palestina selama serangan balasan Israel setelahnya.

"Saya kira itu adalah pertemuan yang sangat membantu. Sangat membantu untuk mendengar beberapa hal," kata Boehler.

"Kami adalah Amerika Serikat. Kami bukan agen Israel," kata Boehler menegaskan. "Kami memiliki kepentingan khusus yang dipertaruhkan, dan kami memang berkomunikasi bolak-balik. Yang ingin saya lakukan adalah memulai beberapa negosiasi yang saat ini berada dalam kondisi yang sangat rapuh. Dan saya ingin mengatakan kepada Hamas, apa tujuan akhir yang Anda inginkan di sini?"

Diskusi antara Boehler dan Hamas melanggar kebijakan Washington yang telah berlaku selama puluhan tahun untuk tidak bernegosiasi dengan kelompok-kelompok yang dicap AS sebagai organisasi teroris.

Utusan AS itu akan berada di Timur Tengah pekan ini untuk melanjutkan pembicaraan tentang gencatan senjata di Gaza. Sementara itu, Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka akan memutus pasokan listriknya ke Gaza, seminggu setelah mereka memutus pasokan bantuan ke wilayah sempit di sepanjang Laut Tengah tersebut.

Israel mendesak Hamas untuk menerima perpanjangan fase pertama gencatan senjata mereka, yang berakhir seminggu yang lalu. 

[VIDEO]
Baca juga :