[PORTAL-ISLAM.ID] Pemerintah kolonial Belanda memiliki alasan yang strategis dan praktis dalam menanam pohon asam jawa (Tamarindus indica) di sepanjang jalan.
Penanaman ini bukan hanya sekadar estetika, melainkan juga didasarkan pada pertimbangan fungsional yang mendukung keberlanjutan infrastruktur jalan. Dikutip dari berbagai sumber dan jurnal ilmiah, berikut adalah beberapa alasan utama:
1. Sebagai Peneduh Jalan
Pohon asam memiliki kanopi lebat yang memberikan keteduhan di jalanan. Dalam iklim tropis Indonesia yang panas, hal ini sangat membantu pejalan kaki, pengendara, dan hewan pengangkut barang untuk berlindung dari panas matahari.
2. Ketahanan terhadap Cuaca Ekstrem
Pohon asam dikenal kuat dan tahan terhadap angin kencang, sehingga mengurangi risiko pohon tumbang yang bisa menghalangi jalan atau membahayakan pengguna jalan. Sistem akar yang dalam juga menjadikannya lebih stabil dibanding pohon lainnya.
3. Meminimalkan Erosi Tanah
Akar pohon asam membantu mencegah erosi di pinggir jalan. Hal ini sangat penting karena jalan-jalan pada masa itu sering kali berada di area yang rawan longsor atau terkikis oleh hujan deras.
4. Mudah Dirawat
Pohon asam dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, memerlukan sedikit perawatan, dan tidak membutuhkan banyak air. Hal ini menjadikannya pilihan yang ekonomis bagi pemerintah kolonial untuk menanamnya dalam jumlah besar.
5. Sumber Buah yang Bernilai Ekonomis
Buah asam memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan sering dimanfaatkan sebagai bahan masakan, obat tradisional, hingga minuman. Hal ini memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat lokal yang tinggal di sekitar jalan tersebut.
6. Estetika dan Identitas Kota
Penanaman pohon di sepanjang jalan menciptakan pemandangan yang lebih hijau dan teratur. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah kolonial untuk membangun kota yang lebih tertata dan nyaman bagi penghuninya.
Alasan-alasan tersebut menunjukkan bahwa penanaman pohon asam oleh pemerintah Belanda.
(Sumber: RRI)