SIAPA YANG LEBIH ALIM?

SIAPA YANG LEBIH ALIM?

Diriwayatkan, Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr pernah ditanya seorang Arab badui, "Siapa yang lebih alim, anda atau Salim?", yang ia maksud adalah Salim bin 'Abdillah bin 'Umar bin bin Khattab (cucu 'Umar bin bin Khattab). Al-Qasim tidak menghiraukannya. Setelah beberapa kali ditanya, Al-Qasim kemudian menyatakan, "Itu rumah Salim".

Al-Qasim yang diakui sebagai salah satu ulama tabi'in yang paling alim, tidak bersedia menjawab, karena jika beliau mengatakan beliau yang lebih alim, artinya beliau mentazkiyah (mensucikan) diri beliau sendiri. Namun jika beliau menjawab Salim yang lebih alim, maka beliau berdusta.

Meski memberi pujian kepada kealiman seseorang itu tidak masalah, bahkan hal yang baik, dan menjadi tradisi ulama sejak era salaf. Namun mereka memuji sesuai kenyataan, bukan sekadar basa-basi (basa-basi sama saja berdusta).

Sedangkan kita sekarang, memberi pujian kebanyakan hanya dalam rangka basa-basi dan mencampur aduk kebenaran dengan kedustaan. Atau memberi pujian tanpa memahami keadaan yang dipuji dengan baik, seperti pujian yang biasa diberikan netizen awam kepada sosok idolanya.

(Muhammad Abduh Negara)

Baca juga :