Rasulullah ﷺ: “Aku adalah orang yang paling dekat dan paling mencintai Isa bin Maryam di dunia maupun di akhirat”

[PORTAL-ISLAM.ID] Ternyata Nabi Isa itu paling dicintai oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan ada perintah bagi kaum Nashrani untuk mengikuti ajaran yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan nanti akan dijelaskan pula bahwa agama para nabi itu satu, yaitu Islam dan aqidahnya satu Tauhid.

Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam shahihnya:

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَالْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu’anhu-, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku adalah orang yang paling dekat dan paling mencintai Isa bin Maryam di dunia maupun di akhirat. Para nabi itu adalah saudara seayah walau ibu mereka berlainan, dan agama mereka adalah satu.” 

(HR. Bukhari dalam Kitab Ahadits al-Anbiya’, lihat Fath al-Bari [6/550]. Diriwayatkan pula oleh Muslim dalam Kitab al-Fadha’il dengan redaksi yang agak berbeda)

Hadits yang agung ini menyimpan pelajaran berharga bagi kita, antara lain:

1. Ibnu Hajar mengatakan, “Makna hadits ini adalah pokok agama mereka -para nabi- adalah satu/sama yaitu tauhid, meskipun cabang-cabang syari’at mereka berbeda-beda…” (Fath al-Bari [6/549])

2. Hadits ini menunjukkan bahwa agama para nabi yang diutus oleh Allah di muka bumi ini adalah Islam dan aqidah yang satu tauhid yaitu memurnikan segala bentuk ibadah kepada Allah semata.

Hal itu sebagaimana firman Allah:

وَجَاهِدُوْا فِى اللّٰهِ حَقَّ جِهَادِهٖۗ هُوَ اجْتَبٰىكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى الدِّيْنِ مِنْ حَرَجٍۗ مِلَّةَ اَبِيْكُمْ اِبْرٰهِيْمَۗ هُوَ سَمّٰىكُمُ الْمُسْلِمِيْنَ ەۙ مِنْ قَبْلُ وَفِيْ هٰذَا لِيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ شَهِيْدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِۖ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاعْتَصِمُوْا بِاللّٰهِ ۗهُوَ مَوْلٰىكُمْۚ فَنِعْمَ الْمَوْلٰى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ ࣖ ۔

"Berjihadlah kamu pada (jalan) Allah dengan sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan tidak menjadikan kesulitan untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu, yaitu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu dan (begitu pula) dalam (kitab) ini (Al-Qur’an) agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka, tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah pada (ajaran) Allah. Dia adalah pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong." (QS Al-Hajj: 78)

شَرَعَ لَكُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا وَصّٰى بِهٖ نُوْحًا وَّالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهٖٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسٰٓى اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَلَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِۗ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِۗ اَللّٰهُ يَجْتَبِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُۗ

“Dia (Allah) telah mensyariatkan bagi kamu agama yang Dia wasiatkan (juga) kepada Nuh, yang telah Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad), dan yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu: tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah-belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki pada (agama)-Nya dan memberi petunjuk pada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. Asy-Syura: 13).

Ibnu Katsir menjelaskan di dalam tafsirnya bahwa agama yang diajarkan oleh segenap para nabi itu adalah beribadah kepada Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, meskipun syari’at mereka berbeda-beda (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [7/147]).

Hal itu sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah (yang artinya),“Dan tidaklah Kami mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad) melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa; tidak ada sesembahan yang benar selain Aku, oleh sebab itu sembahlah Aku.” (QS. al-Anbiyaa’ : 25).

3. Hadits ini merupakan bantahan telak bagi kaum atheis yang menolak agama.

4. Hadits ini juga merupakan bantahan bagi kaum Nasrani yang mengaku mengikuti Nabi Isa ‘alaihis salam namun tidak mau tunduk kepada ajaran Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan ia juga menjadi bantahan bagi kaum Yahudi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah mendengar kenabianku seorang di kalangan umat ini, Yahudi ataupun Nasrani lalu meninggal dalam keadaan tidak mengimani ajaranku, melainkan dia pasti termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).

Allah juga berfirman (yang artinya), “Sungguh telah kafir orang yang mengatakan bahwa al-Masih putra Maryam itu adalah Allah, sedangkan al-Masih sendiri mengatakan, ‘Hai bani Isra’il, sembahlah Allah Rabbku dan Rabb kalian, sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh Allah haramkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka, dan sama sekali tidak ada penolong bagi orang-orang yang zalim itu.” (QS. al-Maa’idah : 72).

5. Hadits ini merupakan bantahan telak bagi kaum Liberal dan Pluralis (semacam JIL dan begundal-begundalnya) yang mengatakan bahwa semua agama itu benar; maksud mereka Yahudi, Nasrani dan Islam adalah dilandaskan pada monothesime (baca: tauhid) –oleh sebab itu ada di antara mereka yang menulis buku dengan judul ‘Tiga agama satu tuhan’ [?!}– dengan alasan bahwa semua agama itu adalah diturunkan oleh Ibrahim ‘alaihis salam.

Sungguh dangkal akal mereka, sepertinya mereka belum pernah membaca atau pura-pura tidak tahu ayat:

مَاكَانَ اِبْرٰهِيْمُ يَهُوْدِيًّا وَّلَا نَصْرَانِيًّا وَّلٰكِنْ كَانَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًاۗ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

“Ibrahim bukanlah seorang Yahudi ataupun Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang bertauhid dan muslim, dan dia sekali-kali bukan termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali Imran : 67).

(Sumber: Muslim.or.id)

Baca juga :