NEGERI DARURAT KORUPSI

NEGERI DARURAT KORUPSI

Sejak kasus Mario Dandy, dan terkuaknya kekayaan tidak wajar dari dari Rafael Alun Trisambodo, ayahnya si Mario yang "cuma" Pejabat Eselon Tiga di Dirjen Pajak, tapi kekayaannya sampai 56 Miliar (kemungkinan lebih), para Pejabat dibawah Kementerian Keuangan habis dikuliti oleh Netizen.

Setelah Rafael Alun, sekarang giliran Andhi Pramono, Kepala Bea Cukai Makassar yang dibejek oleh Netizen. Karena Kekayaannya dinilai tidak wajar. Rumah mewah dan anak istri yang suka pamer kemewahan di Media Sosial. Rasakno!

Tapi sebenarnya, kasus ASN, PNS dan Aparatur Negara lainnya yang memiliki Kekayaan Tidak Wajar, bukan cuma anak buah Bu Sri Mulyani di Kementerian Keuangan. Hampir di semua Instansi ada Oknum-oknum yang memanfaatkan jabatannya untuk memperkaya diri.

Kebetulan saja mata rakyat di Negeri ini sekarang hanya tertuju ke Kementerian Keuangan. Kalau saja mata rakyat misalnya menghadap ke Kementerian PU, saya yakin banyak juga Pejabat di PU yang kasusnya sama. Atau kalau mata rakyat menghadap ke Kepolisian, hal yang sama juga pasti terjadi. Bahkan andai mata rakyat menghadap ke para Hakim-hakim kita yang mulia, yang dianggap wakil Tuhan di Bumi ini, hasilnya sama saja.

Jadi perilaku suap dan memperkaya diri sendiri, khususnya Korupsi, sudah hal yang biasa. Bahkan sudah seperti menjadi budaya di negeri ini. Rasanya sangat sulit mencari Pejabat yang tidak pernah memanfaatkan jabatannya. 

Semua kerusakan ini di mulai sejak dini. Masuk Polisi, memyuap. Masuk Tentara, menyuap, masuk PNS, menyuap, bahkan masuk Sekolah Unggulan dan Universitas juga harus menyuap.

Masih ingat kasus Penerimaan Suap dari Rektor Universitas Negeri Lampung (Unila), Karomani. Orang tua mahasiswa harus "menyetor" 250 juta agar anaknya masuk ke Kedokteran. Kelak ketika si Anak lulus, masuk PNS-nya sudah jelas menyuap lagi. 

Begitu dia jadi Kepala Puskesmas atau Kepala Rumah Sakit, giliran dia meminta suap. Para Perawat yang mau diangkat jadi PNS, harus menyetor. Terus main mata dengan Perusahaan-perusahaan farmasi. Jadilah lingkaran setan yang terus berputar dan membuat bangsa ini tetap terpuruk dan kemiskinan. Sekalipun Negara kita sangat kaya.

(AZWAR SIREGAR)

Baca juga :