Mas @febridiansyah, memang ada pengacara yg obyektif jika sdh menjadi pengacara thdp klien ?
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) September 28, 2022
Namanya juga pengacara yg ditunjuk dan dibayar harus membela dong.
Kalau mau obyektif jadi saksi ahli yg netral lbh masuk akal saya. https://t.co/Y9bnEzQAPL
Stlh membela tsk pembunuhan bentar lagi org ini akan bela koruptor jg. Apapun dalihmu membela PC bagi saya febri menjijikkan. pic.twitter.com/JfIukSPAVv
— Haji Umar Hasibuan (@Umarrhasibuan_) September 28, 2022
saya hormati putusan Da @febridiansyah& @RasamalaArt namun berharap mereka bisa mendengarkan suara publik,mau mngubah kputusannya&mundur menjadi penasehat hukum para tersangka,karena reaksi publik saat ini cendrung negatif karena mereka berdua merupakan tokoh kepercayaan publik
— Yudi Purnomo Harahap (@yudiharahap46) September 28, 2022
Fokus pada sistem, jangan percaya moralitas manusia. Mereka berubah.
— #AyoMoveOn2024 (@Fahrihamzah) September 28, 2022
Ada orang yg dimaki pada suatu masa lalu dia dipuji di masa lain. Tapi ada juga yg dipuji di suatu masa lalu dimaki di masa lain. Semuanya menggambarkan konsistensi dan inkonsistensi. Sistem yg baik menjaga konsistensi dan sistem yg buruk merusaknya.
— #AyoMoveOn2024 (@Fahrihamzah) September 28, 2022
Maka kalau kita melihat sebuah kejahatan, jangan sinis melihatnya sebagai peristiwa moral saja sebab kemungkinan besar juga ada kegagalan sistem di dalamnya. Fokuslah melihat kegagalan sistem itu agar produksi terhadap peluang kejahatan moral tidak terus terjadi.
— #AyoMoveOn2024 (@Fahrihamzah) September 28, 2022
Itulah hikmah dari persitiwa ini saudara-saudara. ððððð
— #AyoMoveOn2024 (@Fahrihamzah) September 28, 2022