Krisis SRI LANKA – Behind The Scenes

Krisis SRI LANKA – Behind The Scenes

By @WidasSatyo

Krisis ekonomi parah yg saat ini terjadi di Sri Lanka membuat negara mereka ada di ambang kolaps. 

Listrik padam, pom bensin stock kosong, sekolah tutup, living cost tinggi, hingga gak mampu bayar gaji PNS. 

Mari kita ulas. 🍵

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. 

Menurut temen-temen, apa sebenarnya yg menjadi faktor utama krisis di Sri Lanka terjadi?

- Pandemi Covid-19?
- Konflik Russia vs Ukraina?
- Blunder Pemerintah?
- Terjerat Utang LN?

Pada bulan Mei lalu, Pemerintah Sri Lanka dinyatakan DEFAULT alias gagal bayar ratusan juta dolar utang luar negeri yg emang udah jatuh tempo. 

Kondisi ini disebut sebagai krisis ekonomi terburuk yang dialami Sri Lanka sejak mereka meraih kemerdekaan pada tahun 1948.

Dalam tulisan kali ini, aku pengen share ke temen-temen tentang latar belakang yg jadi sebab terjadinya krisis ekonomi serius di Sri Lanka saat ini. 

Thanks and all credits goes to BBC News, Al Jazeera, The Financial Times, dan sumber lain yg ulasannya kujadikan rujukan.

Kondisi default di Sri Lanka ini ndak terjadi dlm semalam. 

April lalu, rakyat Sri Lanka melakukan protes besar-besaran karna harga kebutuhan yg naik gila-gilaan.

Bahkan pemerintah Sri Lanka sampai harus “mengemis” bantuan luar negeri agar tetep bisa membayar hutangnya.

Pada Juli tahun 2021 lalu, Pemerintah Sri Lanka DIHARUSKAN membayar $1 MILLIAR DOLLAR kepada kreditur. Itupun dibayar pake uang pinjeman jg.

Beberapa sumber pinjaman itu dari IMF dan China. Saat itu @Bloomberg udah ngasih warning kalo Sri Lanka punya resiko default cukup tinggi.

Dan prediksi @Bloomberg itu beneran kejadian. 

Sri Lanka dinyatakan default setelah gagal memenuhi kewajibannya membayar BUNGA HUTANG sebesar $78 JUTA DOLLAR. 

Iya, bener. Itu cuman INTEREST RATE atau BUNGA HUTANG-nya saja. 

Total hutang mereka berapa? ± $51 MILLIAR DOLLAR.
Kondisi ini membuat Pemerintah Sri Lanka terpaksa menghubungi IMF untuk meminta suntikan dana. 

Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, mengatakan kalo mereka butuh fresh money URGENT sebesar $75 JUTA DOLLAR buat IMPOR beberapa komoditas critical seperti BBM.

Sri Lanka kehabisan cadangan devisa yg menyebabkan mereka gak bisa melakukan transaksi perdagangan internasional. 

Kondisi ini menyebabkan kekacauan ekonomi serius. Harga naik tajam sejak Desember 2021. Listrik pada mati. Sekolah ditutup. Sistem kesehatan diambang kolaps.

Faktor utama sebab krisis di Sri Lanka adalah karna mereka kehabisan cadangan devisa. 

Menurut penjelasan OJK, cadangan devisa merupakan ASET yg dimiliki oleh Bank Sentral ataupun otoritas moneter. 

Biasanya dalam bentuk cadangan mata uang asing (foreign currency reserve).

Mata uang asing yg dipakai sebagai cadangan devisa biasanya mata uang yang bisa digunakan untuk transaksi perdagangan internasional, seperti US Dollar atau Yuan. 

Namun cadangan devisa bisa juga dalam bentuk lain, seperti : logam mulia, obligasi, ataupun surat berharga lainnya.

Fungsi cadangan devisa adalah untuk melakukan pembayaran dlm perdagangan internasional. 

Selain itu, cadangan devisa bisa digunakan untuk membayar hutang luar negeri beserta bunganya.

Cadangan devisa jg bisa digunakan Bank Sentral untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang.

Sumber cadangan devisa ini bisa dikategorikan jd dua kategori - dalam dan luar negeri. 

Dari dalam negeri contohnya dari hasil ekspor komoditas ataupun sumber daya alam. 

Sedangkan dari luar negeri bisa bersumber dari hibah dan pinjaman dari bank dunia ataupun negara lain.

Nah, kembali ke Sri Lanka, udah disebutkan kalo cadangan devisa yg menipis jd sebab mereka diambang kolaps. 

Pemerintah Sri Lanka menyalahkan Covid sbg biang kerok ekonomi mereka drop.

Masuk akal sebetulnya mengingat sektor tourism jd tulang punggung utama roda ekonomi disana.

(1) Namun beberapa pakar ekonomi berpendapat bahwa mismanagement jadi factor utama Sri Lanka jatuh ke dalam krisis. 

Salah satunya kebijakan Sri Lanka yg sejak 2009 terlalu fokus pada supply komoditas untuk pasar domestik dibandingkan coba menembus pasar ekspor.

Kondisi tersebut menyebabkan sumber cadangan devisa dari sisi ekspor sangat rendah, sedangkan kebutuhan impor mereka tinggi. Valuenya bisa sampai $2-3 MILLIAR DOLLAR per tahun. 

Ketika neraca perdagangan ekspor dan impor tidak berimbang, itu bisa menguras habis cadangan devisa.

(2) Faktor kedua adalah proyek infrastruktur besar yg habiskan biaya mahal. 

Contohnya, project pembangunan Pelabuhan Hambantota dan Colombo Port City yg total menghabiskan $17 MILLIAR DOLLAR.

Dan duit ini pinjemnya dari China. Eh ternyata keduanya gak hasilin banyak revenue. Zonk.

(3) Faktor ketiga adalah keputusan Presiden Gotabaya Rajapaksa yg membuat kebijakan pengurangan pajak (tax cuts) disaat pemerintah butuh dana besar untuk membayar hutang. 

Kebijakan ini disebut Menkeu Sri Lanka, Ali Sabry, menghilangkan income pemerintah hingga $1,4 milliar dollar.

(4) Faktor keempat, ketika persoalan cadangan devisa jd serius di awal tahun 2021, Sri Lanka membatasi impor pupuk pertanian untuk menekan cost impor. 

Disuruh pake pupuk lokal. Eh ternyata gagal panen dan itu memaksa Sri Lanka impor kebutuhan pangan lebih banyak. Cost-nya meledak.

Pemerintah Sri Lanka sendiri belum punya rencana jelas menghadapi situasi krisis ini. 

Dengan kondisi yg ada sekarang, mereka berencana mencetak uang di Bank Sentral (lagi) agar bisa membayar gaji PNS-nya.

Tapi rencana ini jelas beresiko meningkatkan inflasi jadi lebih tajam.

As we know it, Sri Lanka punya total hutang sekitar $51 MILLIAR DOLLAR. 

Tahun ini, mereka HARUS melunasi sekitar $7 milliar dollar dan sekitar segitu buat taun-taun selanjutnya. 

IMF mewajibkan Sri Lanka menaikkan interest rates dan pajak sebagai syarat untuk dapat pinjaman.

World Bank menyetujui proposal pinjaman sebesar $600 juta dollar. 

India juga memberikan pinjaman ekstra sekitar $3,4 milliar dollar buat kebutuhan import yg urgent buat segera dikirim, 65,000 ton pupuk, dan 400,000 ton BBM yang shipment-nya udah berangkat akhir Mei lalu.

Negara-negara G7 - Canada, France, Germany, Italy, Japan, UK, dan US – berencana memberikan bantuan dana untuk meringankan beban utang Sri Lanka. 

China juga berencana melakukan negoisasi untuk restrukturisasi utang Sri Lanka yang ditaksir mencapai $6,5 MILLIAR DOLLAR.

Dan seperti yg udah terjadi saat krisis ekonomi manapun, yg terdampak paling keras adalah kelompok lower income. 

Mereka kesulitan untuk beli kebutuhan pokok, layanan kesehatan, hingga kehilangan income (PHK).

Situasi politik, ketertiban, dan keamanan di masyarakat ga stabil.

Kondisi krisis ini membuat banyak warga Sri Lanka memikirkan segala cara untuk bisa kabur meninggalkan negaranya. Termasuk upaya mereka jadi imigran illegal. 

15 Juni lalu sebanyak 64 orang ditahan angkatan laut Sri Lanka saat mencoba kabur melewati jalur laut.

Semoga ini bisa jadi pelajaran buat Indonesia ya. Beneran harus hati-hati bikin kebijakan atau proyek-proyek gede ambisius. Terlebih di situasi sekarang. 

Semoga masyarakat Sri Lanka diberi kekuatan dan bisa survive di masa-masa sulit mereka. 
[THREAD - END]


Baca juga :