Surat Tugas ASN DKI Untuk Shalat Id di JIS, Ketua MUI: Atasan Ngajak Bawahan Untuk Kebaikan Kan Bagus, Salahnya Dimana?

[PORTAL-ISLAM.ID]  Hari-hari lebaran Idul Fitri 1443H ini, dunia maya diramaikan perdebatan tentang shalat Idul Fitri 1443 H di Jakarta International Stadium (JIS) yang diinisiasi oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Perdebatan mulai dari soal surat tugas yang mewajibkan aparatur sipil negara (ASN) untuk shalat id di JIS, hingga tuduhan bahwa Anies Baswedan memanfaatkan agama sebagai alat politik.

Pada Selasa (03/05/2022), jagat Twitter ramai oleh pembahasan seputar isu itu. Sejumlah kata kunci seperti “Anies” dan “Istiqlal” menjadi trending topic nasional.

Sebagian warganet membanding-bandingkan pelaksanaan shalat Idul Fitri 1443H di JIS dengan pelaksanaan shalat Idul Fitri 1443H di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Ada yang mempertanyakan kenapa Anies harus memobilisasi massa untuk shalat berjamaah di stadion tersebut. Ada pula yang mempertanyakan, kenapa umat Islam di DKI Jakarta tidak difokuskan shalat berjamaah di Masjid Istiqlal saja.

“Melihat Mereka Sholat Ied yg di pamerkan hanya utk Politik saya tidak bangga.. Apalagi ASN di Mobilisasi..dan ada Discount utk kendaraan Online.. Hanya 23 ribu Orang di JIS.. Istiqlal 150 ribu Jamaah. Kok ya Mereka bangga seakan Jakarta bergemuruh akan runtuh..,” tulis akun @achzam_prabu, Selasa (03/05/2022) menyertai foto pelaksanaan shalat id di JIS yang diunggahnya.

“Sholat di stadiun kok bangga. Kalau di mesjid baru bangga,” tulis @bukanSiZonkie mengomentari unggahan @achzam_prabu tersebut, seakan-akan mempermasalahkan pelaksanaan shalat id di ruang terbuka seperti stadion.
 
Tudingan terhadap Anies ditanggapi pula oleh warganet lainnya yang membela langkah Anies menggelar shalat id di JIS.

Akun @vijeyhartop, misalnya, menimpali:

“Ah… Itu kan perasaan kau aja.. biasalah, kalo orang udah iri dan dengki sama Anies.. apapun bisa dibuat, karena apa? Karena yg buat acara si Anies, kalo yg buat acara Ahok.. mana ada narasi seperti itu….”

Warganet lainnya menilai Anies sebatas memfasilitasi umat Islam untuk bisa shalat berjamaah di JIS.

“Anies hanya fasilitasi sholat ied dituduh jualan politik identitas… Berarti yg batasi toa masjid, larang takbiran keliling & acara keagamaan di Monas boleh ya ditafsirkan propaganda neo PKI!!!” tulis @ekowboy2.

Pengguna media sosial @IndraNero sepakat dengan @ekowboy2, mengatakan bahwa JIS sebelumnya telah digunakan untuk kegiatan keagamaan non-Islam.

“Pemprov DKI mengijinkan fasilitas umum dipakai utk perayaan keagamaan. Sebelumnya Cristmas Carol diselenggarakan di beberapa ruas trotoar Jakarta. Barongsai diselenggarakan di Thamrin 10. Festival Telur Paskah di Lapangan Banteng. Kenapa hanya Sholat Ied di JIS, yg Anda kritik?” ungkapnya.

“Oh ternyata di JIS juga sebelumnya dipakai perayaan Natal loh 😊 Kenapa sekarang pada meriang?🤔,” tulis @Mdy_Asmara1701.

Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis yang menjadi Khotib Shalat Idul Fitri di JIS memberi komentar terkait adanya Surat Tugas untuk ASN Pemprov DKI untuk shalat Idul Fitri di JIS.

"Surat tugas pun tak ada masalah mas, saya pun diundang dg surat pemprof DKI. Itu tak mengurangi keikhlasan. Atasan klo ngajak ke bawahannya utk kebaikan kan bagus. Salahnya dmn?" kata Kyai Cholil di akun twitternya @cholilnafis membalas netizen.
Baca juga :