Tere Liye: Ilmu pamungkas, Hanya milik Allah, Betapa maha kuasanya Sang Maha Pencipta dengan seluruh ilmunya

Saat usia kepala 4, maka fisik akan mulai memudar. Mata mulai minus. Rambut mulai putih. Pinggang mulai sakit. Kaki, tangan, dll kekuatannya berkurang. Pun organ dalam tubuh, jantung, ginjal, paru-paru.

Kalian yang masih remaja, SMA, kuliah, mungkin belum mengalaminya. Tapi ingatlah kalimat-kalimat ini kelak. Om Tere tidak sedang bergurau. Serius sekali.

Saat usia kepala 5, 6 bahkan 70-an, maka semakin menurun saja fisiknya. Badan mulai bungkuk, jalan lama tidak kuat lagi. Ada yang mulai naik kursi roda. Ada yang jantungnya mulai dipasang ring. Ada yang terus hidup dengan kondisi sakit2an.

Tapi sungguh, renungkanlah, apapun kondisi fisik kita hari ini, kelak semua fisik kita akan kembali utuh. Bukan cuma utuh dari kondisi sekarang, tapi bahkan saat kita telah mati, dimasukkan ke dalam liang lahat. Ditimpa tanah. Daging tercerai-berai, tulang keropos. Habis semua fisik kita.

Kelak, semua kembali.

Dan itu bukan fiksi. Itu nyata. Saat daging2 kembali disulam, tulang2 kembali tegak, tidak ada lagi pinggang sakit, mata minus, jantung memakai ring, dll, dsbgnya. Kita berdiri lagi. Bisa berlari. Mungkin takjub menyaksikan fisik baru kita yang sama megahnya seperti dulu.

Manusia kembali dihidupkan. Dan itu 100% pasti.

Itulah ilmu pamungkas. Hanya milik Allah. Dan kita akan menyaksikannya kelak. Betapa maha kuasanya sang maha pencipta dengan seluruh ilmunya.

Maka, jika hari ini, kondisi fisik kita mulai menurun, jangan sedih. Semoga ada yang terus menaik, menanjak. Apa itu? Pemahaman hidup. Perbuatan baik. Kebermanfaatan.

Karena kelak, saat manusia bangkit dari kuburnya, kita tidak akan pernah bicara lagi soal sakit fisik. Kita tdk bicara lagi ttg tua, mati, dkk. Kita bicara ttg hal yang melampaui semua ukuran fisik di dunia.

Kita bicara ttg hakikat kehidupan. Dan untuk apa itu telah digunakan. Sungguh, hari ini, saat kalian membaca tulisan ini, saat sy menuliskannya, kita semua ada dalam momen yang dicemburui oleh orang2 yg telah mati. Dan orang2 yg kelak di hari akhir. Mereka cemburu, mereka ingiiin sekali kembali ke sini. Mengubah satu-dua hal. Sayangnya tidak bisa lagi. Semoga bukan giliran kita kelak yg cemburu.

Tabik.

(By Tere Liye)

*fb penulis 06-03-2022

Baca juga :